Senin, 19 Desember 2011

SEBATANG JARUM



Alkisah … suatu hari seorang sufi sedang sibuk di halaman rumahnya yang berpasir, jengkal demi jengkal dikais-kaisnya pasir tersebut dengan teliti. Tetangga sang sufi memperhatikan hal itu sampai tengah hari, karena penasaran didekatinya lah sang sufi.


“Sedang cari apa tuan ?” tanyanya

“Sedang mencari jarum ..” jawab sang sufi
“Boleh saya bantu ?”
“Oh .. silahkan, terima kasih ya .. “


Maka bersama sama mereka berdua menyisir halaman rumah sang sufi sampai akhirnya seluruh halaman itu terjelajahi tapi jarum yang dicari tidak diketemukan. Maka tetangga sang sufi bertanya kembali
“Memang jarum itu hilangnya dimana ?”
“Kemarin itu hilangnya didalam rumah ..” jawab sang sufi
“Loh .. kenapa dicarinya di halaman rumah ?” sang tetangga balik bertanya
“Didalam rumah gelap jadi saya cari saja dihalaman rumah yang terang, siapa tahu ada jarum orang lain yang jatuh disini” jawab sang Sufi dengan kalemnya

Berfikir sang tetangga tadi mendengar jawaban sang Sufi, apa yang ingin disampaikan sebenarnya oleh dia … ataukah dia hanya ingin bercanda saja ?. Tersenyum sang Sufi melihat tetangga nya itu kebingungan ..
“Begini … sudah beberapa hari ini saya tidak silaturahmi dengan anda” kata sang Sufi
“Lantas apa maksudnya tuan Sufi nyari jarum dihalaman ini ??” tanya sang tetangga
“Tahukah tuan … kenapa saya mencari jarum itu diluar yang terang benderang padahal jarum itu jatuh didalam rumah yang gelap, saya hanya ingin menyampaikan nasehat bahwa seringkali kita melihat diri kita ini serba gelap, tidak terlihat sedikitpun kekurangan diri kita seakan-akan semua yang ada di kita itu sempurna tanpa ada kesalahan sedikitpun sedangkan ketika melihat orang lain semua kekurangan sangat terlihat dengan jelas” Papar sang sufi

Saudara … kita hidup didunia ini hanyalah sekedar mampir untuk mengumpulkan pahala untuk akherat kelak, manusia didunia ini dapat dikategorikan menjadi empat macam :
Manusia yang hidupnya pendek dan manfaatnya sedikit,
Manusia yang hidupnya panjang tapi manfaatnya sedikit,
Manusia yang hidupnya pendek dan manfaatnya banyak,
Manusia yang hidupnya panjang dan manfaatnya banyak,


Mungkin kita ingat sabda Rasulullah “Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain ” (HR. Bukhari).
Manusia yang hidupnya pendek dan manfaatnya sedikit ini adalah jenis manusia yang harus kita hindari, alangkah celakanya kita ketika mendapatkan hidup seperti ini .. sudah umurnya pendek, kita pun tidak bermanfaat bagi orang lain.

Manusia yang hidupnya panjang tapi manfaatnya sedikit mungkin hanya mendapatkan kenikmatan di dunia saja padahal Allah sudah memberi kesempatan kepada dia untuk memperbaiki hidupnya akan tetapi disia-siakan.

Manusia yang hidupnya pendek dan manfaatnya banyak, syukurlah manusia yang dikarunia Allah hidup seperti ini. Walaupun hidupnya di dunia sebentar akan tetapi dia bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.

Manusia yang hidupnya panjang dan manfaatnya banyak .. Subhanallah … Allahu Akbar, Maha Besar Allah yang telah menjadikan hamba ini panjang umur dan sangat bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Kita harus ingat, sekecil apapun perbuatan kita yang baik tentu Allah akan membalas kebaikan itu sesuai dengan porsi nya kemudian ditiru oleh orang lain maka pahala yang diberikan oleh Allah selain untuk orang tersebut juga diberikan kepada orang yang memberi contoh perbuatan baik itu tanpa mengurangi sedikitpun pahala yang diberikan pada yang mengerjakannya.


Begitu pula sebaliknya kalau kita mencontohkan perbuatan yang tidak baik tentu dosa itu akan berbalik kepada orang yang memberi contoh pertama kalinya, bayangkan sudah berapa banyak dosa yang bertumpuk pada diri kita hanya gara-gara memberi contoh yang tidak baik kemudian ditiru oleh orang banyak ? Ibarat Multi Level Marketing, semuanya akan berantai sampai diujungnya. Jadi … tinggal anda menghitung sendiri seberapa besar manfaat anda hidup di dunia ini bagi diri anda sendiri dan orang lain … dan ibarat kita adalah menanam dan tergantung apa yang anda tanam anda sendiri yang memetiknya..

Wallaahu A’lam Bishowab
Al-Mujhidin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar