BAB III
MANUSIA ADALAH PERAN UTAMA DIDALAM MELAKSANAKAN IDEOLOGI "ALLAH" DIMUKA BUMI INI,
MANUSIA ADALAH PERAN UTAMA DIDALAM MELAKSANAKAN IDEOLOGI "ALLAH" DIMUKA BUMI INI,
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Assalaamu'alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Fata
hora zarotuil biidnillah. Semoga sesuatu kata-kataku ini seizin Allah, dengan
rasa kerendahan hati serta dengan niat yang baik saya panjatkan puja dan puji
kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan semua
limpahan rakhmat serta hidayahnya yang sama-sama kita sukuri, dengan harapan
mudah-mudahan buku kecil ini mendapat ridho Allah yang Maha Tinggi dan Maha Mengetahui,
serta bermanfaat bagi setiap pembacanya. Amin.
Saudara-saudara
para Jama’ah Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan kaum muslimin dan muslimat
yang sangat dimuliakan Allah, perlu kiranya anda ketahui, bahwa buku kecil ini
adalah hasil penyampaian Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan, yang setiap
malam Jum’at dilakukan secara rutin oleh saya, dengan atas dasar permintaan
para Jema’ah, kini saya susun untuk dijadikan Ingatan dalam Hati, karena buku
ini adalah merupakan santapan Rokhani Islam dan selain dari itu perlu anda
ketahui bahwasanya buku ini bukan merupakan mata pelajaran umum serta juga
tidak untuk diperjual belikan.
Buku
kecil ini sengaja saya beri Judul :
“MANUSIA
ADALAH PERAN UTAMA DALAM MELAKSANAKAN IDEOLOGI ALLAH DI MUKA BUMI INI”
Dengan
menggunakan judul diatas, maksudnya saya tidak lain dan tidak bukan hanyalah
Membangkitkan Semangat dan Mengugah Pemikiran yang saya sesuaikan dengan
keadaan Perkembangan Jaman dan pula guna meningkatkan Pola Berpikir serta
Mendorong Semangat Generasi Muda Penerus Perjuangan Bangsa, terutama bagi
Pemuda-Pemuda Indonesia yang Beragama Islam, dengan tujuan agar buku kecil ini
dapat dijadikan Pegangan Kuat untuk Mempertebal Iman Islamnya, supaya dapat
mempertinggi Keyakinan Diri Sendiri serta betul-betul Ketaqwaannya terhadap
Allah SWT. Dan tahu akan Kewajibannya sebagai putra Bangsa dan Negaranya yang
sedang giat membangun di segala bidang. Dan sangat perlu pula saya beritahukan
kepada anda, selain hasil penyampaian ini telah saya susun pula penyampaian
yang pertama yaitu yang beri Judul “MENTAHUIDKAN DIRI KEPADA ALLAH” yang telah
banyak tersebar pada para Jama’ah.
Saudara-saudara
para Jema’ah Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan, muslimin dan muslimat dimana
saja anda dapat membaca buku ini, penyampaian santapan rokhani ini, saya
ambilkan dari beberapa ayat-ayat suci Al Qur’an alkarim dan hadist Nabi untuk
dapat dijadikan suatu pengangan, sebagaimana terdapat peringatan Rasulillah SAW
kepada kita sekalian yang berbunyi : “QORRO’TUMULQUR’ANNA WALAM TA’MALLU
BIHIE” yang diartikan, selalu kamu baca itu Al Qur’an tetapi kamu tidak amalkan
isinya.
Nah
demikian penjelasannya; justru karena itu buku kecil ini selain daripada dapat
dijadikan tolok ukur cara-cara berpikir, juga dapat dijadikan himbauan bagi Generasi
Muda, yang suka menghafal dan membaca ayat-ayat suci Al Qur’an, agar ia sadar
tidak saja mengasyikan lagu-lagunya tetapi juga memperhatikan himbauan
Rasulullah SAW tersebut dengan menghayati dan mengamalkan isinya Al Qur’an,
insyaallah ia tidak akan berpikir dari situ-kesitu lagi yang berarti telah ia
pahami benar apa yang terkandung didalam isinya tersebut.
Mudah-mudahan
dengan kata Pendahuluan / Pembukaan yang sederhana ini, dapatlah kiranya
mengugah hati nurani bagi setiap pembaca, terutama generasi penerus perjuangan
bangsa yaitu muslimin dan muslimat warga kekeleuargaan diamana dapat membaca
buku ini.
Dengan
akhir kata syukurilah semua nikmat Allah yang telah dilimpahkan pada anda
sekalian wabil khusus jama’ah warga kekeluargaan yang tercinta, kerjakanlah
perintah Allah dan jauhkanlah semua larangannya.
Saudara-saudara
para jama’ah muzakaroh warga kekeluargaan, muslimin dan muslimat serta para
pembaca yang dimuliakan Allah SWT, marilah kita mulai saja, penyampaian ini
dengan harapan dapat sama-sama memperhatikan baik-baik dan agar kita bisa
memahaminya dengan baik dan pula untuk dapat menyesuaikan judul dalam buku
kecil ini, untuk itu saya kutipkan dari beberapa petunjuk Allah melalui ayat
suci Al Qur’anul Karim, yang tertuang pada Surat Faathir ayat 39 yang berbunyi
:
هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلائِفَ فِي الأرْضِ
“Huwal lazi ja’alakum khola’ifa pil ardhi”
Artinya :
Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi ini.
Demikianlah
yang diartikan kedalam bahasa Indonesia oleh para ahli kitab jaman dahulu,
sudah barang tentu arti ini memberi penerangan kepada kita sekalian dan bagi
anda juga yang membaca, tentu saja andapun sependapat dengan saya. Bukankah
yang dimaksud oleh Allah itu ialah Manusia, maka oleh karena itu pula makhluk
Manusia yang dihadirkan ke muka bumi ini tentunya bukan Manusia itu sendiri
yang berkehendak, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah melalui ayat suci
tersebut diatas, demikian pula berarti keberadaan kita ini di Bumi juga bukan
kehendak ataupun keinginan orang tua anda, karena telah dinyatakan bahwa
Manusia itu mempunyai daya upaya, bagaimana ia bisa menjadikan Manusia (?)
justru karena itu Manusialah yang diutus Allah untuk menjadi pemimpin serta
memelihara dan mengelola Bumi ini, juga sekaligus menjabarkan keinginan dan
cita-cita Allah itu sendiri.
Saudara-saudara
para jema’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan, tentunya akan bertanya
mengapa demikian ? cobalah ingat bahwa sesungguhnya Manusialah satu-satunya
makhluk Allah yang paling indah perwujudannya dan paling sempurna yang dengan
kelengkapannya atas karunianya yaitu Akal dan Pikiran yang dapat
memisahkan/membedakan antara yang baik dan yang buruk dan pula mana yang hak
dan yang mana batil, dan hanya Manusia yang diberi izin untuk berkomunikasi
kepadanya, yang langsung menerima petunjuk atau hidayah dari Allah SWT. Maka
oleh karena itu sangat penting sekali apabila setiap hamba Allah yang soleh
tahu dan mengerti status dan fungsinya sebagai makhluk Manusia di muka bumi ini
bahwa keberadaanya itu dimuka bumi bukan hanya disuruh sholat saja, bahwa
sesungguhnya ia pengemban amanat Allah dalam rangka merealisasikan ataupun
menjabarkan kehendak Allah, yang telah di amanatkan melalui ayat-ayatnya, dan
cobalah anda renungkan sejenak yang serba muktahir. Apakah ada dan jadi dengan
sendirinya (?) bukankah itu membutuhkan pemikiran dan ketrampilan tangan anda
sendiri.
Justru
karena itu, kita dituntut untuk berusaha mengerti dan mengetahui fungsi Manusia
yang katanya paling tinggi derajatnya disisiNya. Agar kita lebih menyadari
lagi, supaya kita tidak tergolong orang-orang yang sia-sia dihadirkan kemuka
Bumi ini oleh Allah SWT, dengan segala harapan agar mata hati anda terbuka, dan
sama-sama kita meningkatkan Iman Islam serta taqwa kita kepada Yang Maha Kuasa,
dengan berbuat kebaikan/pengabdian diri kepada sesama insan ataupun hamba-hamba
Allah yang soleh, ingatlah oleh anda baik-baik sebagai makhluk yang dilengkapi
cukup dengan panca indera, berpikirlah agar kita tidak ragu-rau lagi untuk
megetahui status diri sendiri yang berkedudukan sebagai pemimpin atau kholifah
dimuka bumi ini, marilah sama-sama kita memperhatikan apa yang ditunjuki oleh
Rasullullah SAW, yang sering diutarakan para mubaligh ataupun oleh para ulama
kita. Adapun benar atau tidaknya, adalah wajib memahaminya bahwasanya Manusia
itu ditugaskan untuk menjadi pemimpin dimuka bumi ini, sebagaimana diterangkan
dibawah ini :
“ala
quhukun ro’in waqullu ro’in mas’uluun an royyatihi”
Ingatlah
kamu, bahwa setiap kamu adalah pemimpin, sedangkan setiap pemimpin itu kelak
dimintakan pertangungjawabannya atas kepemimpinannya. Nah begitulah artinya
yang diterjemahkan oleh para ahli kitab, apabila anda benar-benar mengaku Islam
sebagai Agama yang dianutnya, ataupun berpegang pada Al Qur’an dan Hadist,
cobalah anda tanyakan pada para ustadz atau guru anda yang mengerti akan
penerangan-penerangan tersebut diatas, supaya tidak keliru dalam menafsirkannya
dan juga perlu dikaji dengan baik dan teliti, guna lebih memantapkan Iman Islam
kita sendiri dengan tujuan agar kita tidak hanya percaya tanpa kita mengerti, sebab
pada kebanyakan orang pandai membacanya saja tetapi tidak memahami apa maksud
yang terkadung dalam ayat itu, sehingga terjadi kekeliruan dalam
mengamalkannya, coba perhatikan ucapan-ucapan / kata-kata setiap kamu adalah
Pemimpin.
Saudara-saudara
jema’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan kaum muslimin dan muslimat, para
pembaca yang budiman, sangatlah berbahagia terutama pemuda-pemuda penerus
perjuangan bangsa, berpikirlah baik-baik Allah kurniakan pikiran untuk
dipergunakan sesuai dengan pungsinya, yang bisa dan dapat diterima setiap Insan
yang mau berpikir demi kebaikan sesama umat atau sesama Manusia di muka bumi,
terutama oleh Bangsa Indonesia yang tercinta.
Dan
ketahuilah bahwa Allah telah memberi mandat penuh kepada hamba-hambanya yang
sholeh untuk mengatur dan mengelola serta memeliharanya, karena apa-apa yang
telah disediakan oleh Allah SWT, karena memang Allah sendiri bersifat Qidham,
Justru Islam dihadirkan sesudah agama-agama lain, tidak lain tujuannya untuk
kedamaian, saling memperbaiki dan saling menyempurnakan dan bukan sebaliknya.
Tidak merusak kesatuan dan persatuan, ketahuilah oleh anda bahwa kita sebelum
menginjakkan kaki kemuka bumi ini semuanya berada didalam Qudratullah atau
dalam rakhim ibunya masing-masing agar kita tidak digolongkan menjadi Manusia
yang beriman taqlid, sebaiknya pelajarilah lebih dahulu dengan baik apa yang
diterangkan diatas, agar supaya kita mengerti dan tahu bukan dari hasil
pengalaman orang lain, bukan pula mengerti dan tahu kata si A dan kata si B,
begitulah cara dan pola berpikir penyampaian kekeluargaan, kita diwajibkan tahu
dan mengerti hasil penghayatan dan pengalaman sendiri yang langsung dapat kita
rasakan dan buktikan sendiri karena mengingat Al Qur’an telah memberi petunjuk
jalan kepada pengikut-pengikutnya yang percaya.
Juga
kita yakin Manusia selain ditugaskan untuk memimpin serta dibebankan pula
tanggungjawab baik di dunia maupun di akhirat, dan jadikanlah diri anda sebagai
contoh yang paling baik dan janganlah mengajarkan hal-hal yang membuat Manusia
berkhayal.
Seperti
yang telah diuraikan di muka tadi tentu anda sudah bisa memahaminya apa status
dan pungsi anda sebenarnya di Alam semesta ini. Selain daripada mengemban tugas
hidup, juga ditugaskan untuk merealisasikan keinginan dan cita-cita Allah SWT,
yang telah diamanatkan kepada Rasulullah SAW, melalui Al Qur’anul Karim. Yang
sama-sama kita Imankan, maka oleh karena itu marilah kita perhatikan bersama
apa yang difirmankan untuk kita sekalian sebagaimana tertulis di Surat Adz
Dzaariyaat ayat 56 dibawah ini :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
Bahasa
Indonesianya :
Sesungguhnya tidaklah Aku jadikan Jin dan Manusia kecuali hanya semata-mata untuk berbakti, kepadanya yaitu Allah.
Sesungguhnya tidaklah Aku jadikan Jin dan Manusia kecuali hanya semata-mata untuk berbakti, kepadanya yaitu Allah.
Demikianlah
keterangannya yang diterjemahkan oleh para ahli kitab makna ataupun arti dari
firman Allah tersebut diatas, dan hal mana bagi kita orang – orang yang beriman
kepada Al Qur’an dan Allah itu, tidak mungkin akan menyangkal lagi atas
kebenarannya, jelas dan tegas sudah bahwa keberadaan Manusia dan Jin pun
ditugaskan oleh Allah SWT, supaya berbuat pengabdian kepadanya, sudah barang
tentu melalui hamba-hambanya yang berada di muka bumi ini, dan pula jelas sudah
bahwa Manusia diutus kemuka bumi ini dibebani tanggungjawab, bukan hanya
sekedar harus bisa membaca Al Qur’an saja, yang berarti itu sudah cukup sebagai
yang dimaksud pengabdian, belum …
Saudara-saudara
jama’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan, muslimin dan muslimat para
pembaca yang budiman, perhatikanlah oleh anda masing - masing ayat-ayat suci Al
Qur’anul Karim, apa yang terkadung pada maknanya, agar anda tidak keliru
terutama dalam mengetrapkan IMAN ISLAM anda sendiri dan sebaiknya berusaha
menghayati apa-apa yang ditunjuki oleh ayat-ayat tersebut, tentunya anda akan
lebih mantap dan kuat didalam menjalankan ke Imanan dan ke taqwaan terhadap
Allah SWT, yang maha bijaksana, ingatlah oleh anda bahwasanya pengertian dan
pengetahuan yang disampaikan kepada anda itu bukanlah hasil penghayatan anda,
justru kita harus berusaha sendiri untuk bisa dan mengerti serta tahu, jangan
anda pandai hanya dari menimbang pengetahuan orang lain, karena semuanya telah
diberi petunjuk oleh Al Qur’an sebagai pedomannya, bagi orang-orang yang
bertaqwa, itulah wasiat Rasulullah SAW yang harus dipegang teguh oleh anda,
mudah-mudahan anda akan berhasil dalam memenuhi tugas Allah dan mendapat
keridhoannya. Didalam mencapai apa yang menjadi tujuan anda yaitu meraih
kebahagian hidup di dunia dan kebahagian di akherat, sehat lahir dan bathin,
yakinlah seyakin-yakinnya bahwa sangatah nikmat apabila telah dirasakan
berhubunngan dengan Allah yang menciptakan Alam semesta ini, melalui
berhubungan dengan diri anda sendiri yang sangatlah terasa ataupun barulah
terasa anda adalah menjadi orang / insan yang ASWA / Mukarabin ialah orang
dekat dengan Allah.
Untuk
lebih meningkatkan dan memperkuat Iman Islam serta keyakinan pada diri sendiri
bahwa sesungguhnya Manusia adalah makhluk Utama yang dicampurkan Allah dalam
rangka usaha menyampaikan amanat dan kehendaknya, yang sekaligus akan
menyebarkannya Kekuasaannya di muka bumi ini, maka oleh karena itu marilah kita
teruskan mempelajari serta memahaminya apa-apa yang disuratkan Allah melalui
ayat suci Al Qur’an yang sama-sama kita imankan dan agungkan seperti tertulis
dibawah ini :
“Innallaha
Wamalaikatahu Yusholunna’ala Nabi”
Bahasa Indonesianya :
Bahwa sesungguhnya Allah dan para Malaikat menjunjung tinggi atas Nabi, demikianlah terjemahannya dari ayat tersebut diatas dan penerangan ini sudah barang tentu ditujukan untuk orang-orang yang mengimankan Al Qur’an atau Allah dan Rasulnya, dan oleh ahli-ahli kitab menilai dari kedudukan Manusia itu sendiri. Yang tinggi derajatnya disisi Allah, apabila demikian halnya, dapatlah kita jadikan pegangan dalam menyimpulkan bahwa Allah sendiri yang memberi pengakuan bahwasanya sekalipun Manusia itu hamba-hambanya yang patut dijunjung, karena itu adalah utusannya sendiri, bukanlah hal itu telah jelas kedudukannya, nah bagi orang-orang yang mau berpikir akan mengerti dan dapat memahaminya. Bahwa ada timbal baliknya, Muhammad disatu pihak telah mengakui dilain pihak Allah adalah pemimpinnya.
Saudara-saudara
kaum muslimin dan muslimat warga kekeluargaan, para pembaca yang dimuliakan
Allah, cobalah diperhatikan baik-baik ayat tersebut dan pahamilah benar-benar
agar supaya tidak salah membuat penilaiannya dan itu semua terdapat pada Nabi
Muhammad SAW, masih dalam keadaan hidup justru kini anda janganlah percaya atau
mengimankan yang sesungguhnya anda belum atau tidak tahu, yang lazimnya kita
semua percaya hanya kata ustadz dan ulama-ulama ataupun para kyai saja, tanpa
dia tahu sendiri, padahal Al Qur’an itu adalah petunjuk bagi orang-orang yang
beriman. Dalam usaha Manusia yang masih hidup untuk meraih kemenangan dunia
ataupun kemenangan akherat dan besar kemungkinan orang-orang yang berimannya
seperti tersebut diatas pasti tidak akan mantap imannya yang banyak kebimbangan
dan keraguan serta kekuatiran.
Saudara-saudara
para jama’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan, muslimin dan muslimat, para
pembaca dimana anda dapat membacanya, perlu diketahui bahwa sesungguhnya
kehadiran Manusia / atau kita ini di muka bumi, disamping sebagai hamba Allah
yang dimuliakan juga yang paling tinggi derajatnya disisi Allah, dan yang
paling sempurna kejadiannya.
Cobalah
renungkan dengan penuh pengertian, hal ini terserahlah pada cara-cara ataupun
pola berpikir sendiri, dalam mendudukan fungsi dan status anda, justru anda
sendirilah yang paling mengerti.
Agar
nantinya tidak keliru menerapkan ataupun menempatkannya, sebagaimana ditulis
berikut ini :
- Muhammad adalah seorang Manusia biasa yang diangkat menjadi Nabi dan Utusan (Rasulullah),
- Muhammad adalah seorang Manusia yang mendapat Anugrah Rasulullah dan Penyampai Amanat,
- Muhammad adalah seorang Manusia yang dijadikan Alat oleh Allah sebagai Peraga memperlihatkan kekuasaannya,
- Muhammad adalah seorang Manusia yang diutus untuk mengemban tugas dan Wibawa Allah,
- Muhammad adalah seorang Nabi yang hingga saat ini namanya masih diikutsertakan dengan Asma Allah.
Dengan keterangan-keterangan
diatas cukup jelas sudah dan kita sebagai umat yang mengaku beragama Islam
tidak perlu meragukannya atas kebenaran tersebut, untuk lebih mempercepat
proses pemahamannya dan lakukanlah terus menerus komunikasi anda terhadap Allah
SWT.
Dan
marilah kita teruskan menelusuri serta memperhatikan selanjutnya agar supaya
kita lebih memahami dan mendalami tentang apa-apa yang ditunjuki oleh Al Qur’an
untuk dapat meningkatkan keimanan serta ketaqwaan kita terhadap Allah SWT Yang
Maha Perkasa untuk itu kita wajib berusaha mencari pengertian yang lebih
membawa kearah kebahagiaan yang hakiki, sehingga kita mengerti betul mana yang
baik dan mana yang lebih baik. Allah berfirman melalui ayat-ayat Al Qur’an
seperti tertuang pada surat Al Hujurat ayat 13 yang bunyinya sbb :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Ya ayuhan nasu inna kholaknakum min zakari waanta waja’alnakum syu’uba waqobaa’illa lita’aropu inna akromakum indallahi atqokum innallah’alimun khobir”
Bahasa Indonesianya :
Wahai Manusia sesungguhnya Aku telah menjadikan kamu itu dari laki-laki dan perempuan (Adam dan Hawa) dan aku jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya kamu saling kenal mengenal satu dengan lainnya, sesungguhnya yang termulia diantara kamu ialah yang paling taqwa dan diantara kamu sesungguhnya Allah mengetahui dari segalanya.
Demikianlah
arti dan makna dari ayat tersebut diatas yang diterjemahkan oleh ahli-ahli
kitab, tentunya diperuntukan kita yang masih hidup, supaya memahami benar-benar
tentang itu, pujanga-pujanga Islam telah membuat oplasing yang permanen yang
tanpa bisa diganggu gugat lagi dengan kebenarannya dan kini mengertilah kita
yang berjuta-juta Manusia dimuka bumi ini, adalah asalnya satu dan tak salah
lagi bahwasanya Allah itu adalah satu-satunya sumber dari semua kejadian,
termasuk kita Manusia. Jadi penghuni bumi ini tidak hanya orang Indonesia saja,
bermacam-macam suku dan bangsa-bangsa banyak diantara orang yang masih belum
memahaminya pada kenyataan sekarang ini, jauh berbeda, yang sering dipahami
oleh sebagian orang tadi, jarang sekali para orang-orang tua dahulu menerangkan
yang sebenarnya Ajaran Agama Islam, bahkan sering terlalu membedakan sesama
Manusia, yang akhirnya ternyata banyak bertolak belakang dengan Al Qur’an.
Apabila hal tersebut berjalan terus sudah pasti kita akan tergolong orang
merugi, percaya tanpa tahu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang ada
dilubuk hati setiap hamba-hambanya yang sholeh.
Saudara-saudara
jema’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan, kaum muslimin dan muslimat, para
pembaca yang dimuliakan Allah, sekarang ini tentunya anda sudah semakin yakin,
bahwa apa yang wajib dikerjakan dan apa yang wajib ditinggalkan, agar supaya
kita dapat menepati dan memenuhi ayat suci Al Qur’anul Karim, tidak lain ialah
agar kita dapat merealisasikannya, kata-kata kasih sayang kepada sesama hamba
Allah. Baik makhluk-makhluk Allah yang ada di langit maupun yang ada di bumi
ini, dan perhatikanlah kata-kata “Ya Ayuhanas” bukanlah kata-kata itu terbatas
pada orang-orang Indonesia saja. Bukalah pikiran lebar-lebar jangan terlalu
sempit pemikiran anda, yang nantinya membawa kerugian bagi anda sendiri, dan
mulai saat ini mudah-mudahan tidak lagi berpikir yang kurang baik, ataupun
merasa diri anda yang paling benar, ingatlah semua itu yang menentukan Allah
semata-mata dan Manusia tidak bisa membikin Agama Islam.
Setelah
sama-sama kita teliti dengan seksama dari beberapa petunjuk-petunjuk Al Qur’an
ayat demi ayat, agaknya kita akan lebih mantap lagi keinginan kita, bahkan
lebih memperjelas lagi status dan kedudukannya, bahwasanya Manusia itu adalah
semata-mata sebagai alat ataupun peraga yang berarti tidak perlu lagi menjadi
bahan pertengkaran apabila kita sendiri belum dapat mengetahui yang
sebenar-benarnya, oleh karena itu kita telah mengetahui bahwa pendapat-pendapat
Manusia itu dapat berbeda-beda, justru karena itulah mari kita simak saja
apa-apa yang disebutkan Al Qur’an pada Surat Sha’ad ayat 71-74 :
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ إِلا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَفَسَجَدَ الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ
“Idzqola robbuka lil malaaikati inni khoolikumbasyrom min thien. Faidza sawwaytuhu wa nafahtu fihie mirrukhi faqolulahu saajidin. Paasjadal malaaikatu kulluhum ajmauun. Illa iblis istakbaru wakaana minal kapiriin”.
Bahasa Indonesianya :
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat : “Sesungguhnya Aku akan menciptakan Manusia dari Tanah” adanya rokhku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya, kecuali Iblis, dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang kafir.
Nah,
kini kita akan mengerti penjelasan-penjelasannya yang diterjemahkan oleh para
ahli kitab, yang dekat dengan para Rasul, dari ayat suci tersebut diatas
ataupun firman Allah. Jadi ayat ini malah memberi petunjuk dan membuka mata
hati kita dan apabila itu telah sama-sama kita Imankan, tentu saja perlu
diperhatikan secara hakikinya. Kalau begitu sebelum Adam itu dimasukan Rokhnya
Allah, sudah barang tentu masih merupakan patung yang tak dapat bergerak, dapat
pula disamakan seperti ondel-ondel Jakarta, apabila tidak ada si Mamat
didalamnya tak mungkin barongan itu bisa berjoged/berjalan, tentu kita sadar
atau tidak setiap Manusia yang ada dikolong dunia ini telah mengakui bahwa
iapun berasal sari Adam dan Hawa atau anak cucu Adam.
Para
pembaca kaum muslimin dan muslimat warga kekeluargaan yang budiman kiranya
sudah bisa diterima dan memahaminya dengan baik dan jelas bahwa semua Manusia
yang ada ini tidak ada yang meminta kepada Allah supaya dijadikan Manusia.
Tegaslah
sudah keberadaan kita di muka bumi ini hanya mengemban tugas hidup Allah bisa
menyatakan serta memperlihatkan kekuasaan dan kebesarannya, yang akhirnya kita
dibebankan tanggungjawab masing-masing yang sesungguhnya :
Manusia
yang memiliki bentuk tubuh dan perwujudan yang paling sempurna;
Manusia
adalah yang diserahi tugas untuk memelihara serta mengelola di muka bumi ini
dengan segala kepeluannya;
Manusia
adalah yang dilengkapi akal dan pikiran yang sempurna dari Allah.
Maka
oleh sebab itu Manusialah / anak cucu Adam yang dimuliakan oleh Allah SWT,
karenanya Manusia yang mengerti mana yang hak dan mana yang bathil.
Sebagai
bangsa Indonesia yang menganut Agama Islam sudah barang tentu apabila mendengar
ucapan seperti tertulis dibawah ini sudah pasti kita akan mengatakan percaya
bukan ?
Apakah
ia mengerti atau tidak ataupun ia paham dan tidak, langsung saja ia mengatakan
Iman, dan bagaimana caranya menerimanya yang penting ia percaya, lebih-lebih
seperti apa yang tertulis dibawah ini sesungguhnya :
Allah
itu Maha Mengetahui dari segalanya,
Allah
itu Maha Melihat dan Maha Mendengar,
Allah
itu Maha Kuasa dan Maha Adil serta Maha Bijaksana,
Allah
itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Allah
itu Maha Tinggi dan Maha Besar serta Maha Menentukan.
Demi
mudahnya pemahaman untuk lebih baik kita perhatikan firman Allah dibawah ini :
“Innallaha
Biqulie Syaiin’alie”.
Bahasa Indonesianya :
Sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui dari segala sesuatunya, itulah makna ataupun arti yang dijelaskan oleh ahli-ahli kitab di zaman dahulu ataupun tokoh Agama Islam, sudah dengan sendirinya bagi orang-orang yang mau mencari dan berpikir dengan mudah memahaminya, oleh karena itu kiranya tidak perlu lagi diragukan ataupun dijadikan persoalan, masalahnya tak usah kita berbuat, hanya baru niat dalam hatipun Allah itu sudah Tahu. Di tanah air kita terlalu banyak paham atau metode Ajaran Islam sehingga tidak jarang mengakibatkan perpecahan antara sesamanya, justru Islam diajarkan Rukunnya, maksudnya sebaiknya kerukunannya dijalankan, adapun hal-hal yang dirasakan kurang baik supaya diperbaiki dan hal-hal yang dipandang kurang sempurna disempurnakan sebaiknya saling asih dan saling asuh, saling rukun dan merukunkan. Barulah bisa diciptakan saling pengertian terhadap sesamanya, hingga terwujudlah persatuan dan kesatuan kepada sesama bangsa Indonesia, juga pada sesama umat yang beragama dan hendaknya janganlah saling menyalahkan orang lain, sedangkan kitapun masih belum tentu dan agar kita tidak bertentangan dengan ayat suci tersebut diatas, hal mana kembalikan saja kepada Yang Maha Mengetahui, janganlah menjadi orang yang sok tahu, memang pada huruf dan bacaannya anda mungkin lebih fasikh dan memang mengerti tetapi apa yang terkandung didalamnya sudah barang tentu banyak yang belum memahami benar, sedangkan untuk menerima langsung petunjuk Allah yang sehingga kita terbawa tahu adalah agak sulit mengertinya dan dihasilkannya, karenanya hal itu memerlukan penyerahan mutlak dan segala hal yang akan kita kerjakan yang ada kaitannya dengan Agama Allah itu harus ikhlas betul tanpa pamrih.
Saudara-saudara
jama’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan, kaum muslimin dan muslimat yang
dimuliakan Allah, cobalah anda perhatikan sendiri, seandainya ingin berbuat
sesuatu baik sudah dilakukan maupun belum anda kerjakan siapa yang paling tahu
(?) sedangkan anda baru saja niat langsung Allah mengetahuinya, pada
sesungguhnya Allah tidak merahasiakan sesuatu terhadap hamba-hambanya yang
soleh karena sampai pada saat dan detik ini masih banyak orang Allah dijadikan
momok baginya padahal sudah sering diucapkan oleh para ulama kita, Allah tiada
di atas dan tiada di bawah, Allah itu tiada yang serupa baginya, tetapi ia
meyakinkan Allah itu ada, walaupun dinyatakan Dia tidak berwujud namun ada,
ingat-ingatlah oleh anda.
Dari
beberapa penjelasan ayat-ayat suci Al Qur’an yang telah diuraikan dimuka tadi
yang sama-sama kita ikuti dan pahami, sampai pada tingkat pengertian yang
sangat mendasar yang kitapun sangatlah wajib selaku umat beragama Islam
melaksanakan apa-apa yang telah ditunjuki oleh ayat tersebut yang menjadi
pegangan kuat didalam mengamalkannya sehari-hari maka oleh karena itu marilah
kita sama-sama selanjutnya memperhatikan firman Allah dibawah ini :
“Inna
andzalna illaikal kitaba bil hak pa’budullahu mukhlishina la hudinna”
Bahasa Indonesianya :
Sesungguhnya Allahlah yang menurunkan kitab yang hak atau yang benar ialah kitab suci Al Qur’an itu kepadamu dengan penuh membawa kebenaran, untuk yang demikian itu hendaknya engkau berbakti kepada Allah serta dengan penuh keikhlasan mengabdilah semata-mata oleh karena-Nya. Antara lain demikianlah arti dan makna yang terkandung didalamnya yang diterjemahkan oleh para ahli kitab atau ulama-ulama kita di zaman dahulu, adapun ayat tersebut diatas jelas ditunjuk untuk kita sekalian terutama yang mengaku beragama Islam, agar kita benar-benar dapat mengerti dan memahaminya apa-apa yang terkandung maksud, justru karena itu sangat wajib kita imankan serta melaksanakannya dengan perbuatan nyata kepada sesamanya dimuka bumi ini, juga didalam penyampaiannya yang hak dan agar kita tidak keliru terutama dalam mentrapkan iman Islam kita sendiri, karenanya banyak diantara kita tanpa disadari dalam mengamalkannya terdapat hal-hal yang bertolak belakang dengan petunjuk-petunjuk Al Qur’an ataupun dari apa yang disunahkan Rasulullah.
Saudara-saudara
kaum muslimin dan muslimat warga kekeluargaan serta para pembaca yang
dimuliakan Allah, rupanya jelas sudah bahwa kiranya Al Qur’an mengandung
ajaran-ajaran yang benar yang tak perlu lagi diragukan dan sebaiknya akan
terbukti kenyataan-kenyataan itu apabila anda merealisir dengan
perbuatan-perbuatan yang nyata dapat dirasakan dan dinikmati oleh orang lain
dan juga dalam menyampaikan amanat Allah yang bersifat peringatan itu, tidak
mengharapkan imbalan, karena sesungguhnya Al Qur’an, memberi petunjuk kepada
kita sekalian. Sebagaimana dijelaskan oleh surat Yaashin : Carilah Guru dan
belajarlah ataupun ikutilah kepadanya yang tidak mengharap upah daripadamu,
itulah sesungguhnya orang yang dibimbing / dipimpin Allah, mudah-mudahan saja
semua yang kebetulan dapat membaca buku kecil ini, ataupun penyampaian ini
dapat memenuhi apa yang ditunjuki oleh firman Allah tersebut diatas, dan selama
ini kita mau mengakui dan menyadari, banyak yang kita sadari dengan menggunakan
dalih dan cara dalam penyampaian agama Allah, mencari dasar kehidupan ataupun
memperkaya diri, ingatlah oleh anda apabila ingin dipimpin oleh Allah itu
jauhkanlah hal-hal yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah itu sendiri dan
sadarilah tugas Manusia atau anda hanya sekedar member nasehat atau peringatan
saja, justru karena itulah anda jangan asal Iman saja kepada Allah maupun Al
Qur’an sekalipun, hendaklah perlu anda pahami benar-benar agar terjadi
Islam-Islam yang kita lihat sekarang di luar Indonesia.
Dan
selanjutnya marilah sama-sama kita renungkan baik-baik dan telitilah agar
jangan asal baca dan percaya begitu saja, baik ayat-ayat yang telah dilalui
maupun yang masih didalam pemahaman seperti apa yang di firmankan oleh Allah
melalui surat Hud ayat 88 :
عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
“Alaihie tawakaltu wa’alaihie unibu”
Bahasa Indonesianya :
Pemimpinku hanyalah Allah dan kepadaNya aku mempercayakan diriku dan kepadaNya tempat aku kembali. Begitulah penjelasannya apa yang diartikan dari ayat tersebut diatas oleh para ahli kitab, renungkanlah. Penegasan ini telah diakui oleh ulama-ulama besar bangsa Indonesia seperti tercantum pada surat tersebut diatas, sudah barang tentu setelah melalui oplosingnya orang-orang tersebut. Nah apabila hal demikian adalah benar, cobalah anda bertanya pada diri anda sendiri siapakah yang sebenarnya menyatakan pengakuannya itu (?). Dan siapakah yang dipimpin dan yang memimpin itu (?) Maka oleh sebab itu apabila kita mau berpikir baik dan berbuat baik, insya’allah kitapun akan mempunyai hasil yang baik pula. Perlu kita pahami baik-baik ayat-ayat yang dituangkan melalui petunjuk Al Qur’an, ingatlah oleh anda bahwa tidak lain dan tidak bukan yang sangat berkuasa dan menentukan diri anda masing-masing adalah Allah, si Hidup atau yang Maha Hidup.
Saudara-saudara
pewaris bangsa yang akan terus berjuang demi pembangunan Bangsa dan Negara,
setelah anda mengerti dengan pengertian yang hakiki yang bukan karena kata
orang lain / guru dan sebagainya, serahkanlah diri anda secara mutlak /
keseluruhan hanya semata-mata karena Allah SWT, tanpa reserve dan buka
seluas-luas pemikiran anda dan ketahuilah bahwasanya tidak ada yang tidak
mungkin apabila telah seizin Allah. Cobalah anda lakukan Komunikasi terus
menerus kepada Allah Yang Maha Kuasa sesuai dengan kata ulama-ulama kita, untuk
selalu mengadakan Habluminallah, mundur dan majunya seorang Insan (Manusia)
yaitu yang berani membebaskan pikirannya dari tekanan yang tidak masuk /
diterima oleh akal yang sehat dan sempurna.
Perlu
anda sadari dan teliti benar bahwa Allah bukanlah merupakan suatu momok bagi
orang Islam yang bertaqwa, Allah perlu didekati dan dicintai serta dihubungi
dengan tidak menungu-nungu waktu.
Yakinlah
dan Imankanlah dengan sebenar-benarnya Iman, sesungguhnya Allah itu adalah
sangat kasih sayang / pemurah setiap hamba-hambanya yang sholeh. Cukup jelas
sudah apabila ingin dan mengakui bahwa Allah itu adalah sebagai petunjuk anda
di dunia maupun di akherat. Maha mengetahui Allah.
Agar
kita mengerti dan mengetahui kedudukan, tugas dan fungsi Manusia keberadaannya
di muka bumi ini dan sanksi-sanksi yang telah disampaikan oleh Allah melalui Al
Qur’an, baiklah kita renungkan bersama-sama apa yang ditunjuki oleh ayat
dibawah ini :
“Kuntum
khoiro umatin ukhridzatlinnasi ta’muruna bil ma’ruf, watanhawna annil munkar
watu’minuna billahi walaw’anna annil kitabi lakaana khoirulahum min humul
mu’mina wa’aqsyarohu humul fasiqunn”
Bahasa
Indonesianya : Adalah kamu itu sebaik-baiknya umat yang Allah adakan sebagai
contoh untuk Manusia, kamu itu menyuruh Manusia berbuat baik dan melarang
Manusia melakukan kejahatan, dan kamu beriman kepada Allah dan ahli-ahli kitab
itu semuanya beriman, niscaya baik buat mereka tetapi sebagian dari mereka
beriman dan kebanyakan dari mereka beriman dan kebanyakan dari mereka adalah
orang fasiq / perusak.
Cobalah
anda renungkan sejenak apa yang diterangkan oleh firman Allah tersebut diatas,
demikianlah maksud dan tujuannya oleh para ahli-ahli kitab menjelaskan kepada
kita sekalian, cukup gamblang sudah bahwasanya kehadiran Manusia di muka bumi
ini adalah sebaik-baiknya hamba yang dijadikan untuk teladan (contoh) dan kini
adalah yang paling wajib sekali menggolong-golongkan bidang apa dan mana saja
yang termasuk perbuatan jahat dan kejahatan itu (?) dan golongan mana orang-orang
yang termasuk perusak-perusak Agama, pahamlah anda sekarang bahwa keberadaannya
Manusia di Alam semesta ini bukan untuk saling bunuh membunuh, saling jelek
menjelekan orang (Agama lain) lebih-lebih pengakuan anda sendiri sebagai umat
Islam Indonesia yang katanya tidak mempunyai daya upaya selain Allah, tetapi
kenyataan perbuatan anda sehari-hari tidak sesuai dengan pengakuannya, cobalah
laksanakan dengan sebenar-benarnya pengakuan anda itu dengan penuh pengertian,
tidak hanya asal goblek saja.
Saudara-saudara
kaum muslimin dan muslimat warga kekeluargaan yang dimuliakan Allah agak tahu
dirilah sedikit, janganlah karena anda sudah bisa membaca Al Qur’an lantas
sudah terlalu gegabah sekali dan ketahuilah oleh anda bahwasanya Allah itu
bukanlah Tuhannya orang Arab, dan Ia bisa dan mengerti semua bahasa di muka
bumi ini, bahkan sampai kepada bahasa hewanpun. Inilah sesuai dengan pengakuan
anda sendiri yang telah mengakui bahwasanya Allah itu Maha Mengetahui dan
Pintar lagi Maha Bisa serta Kuasa dari segalanya. Dan bagaimanakah pandangan
anda apabila kebesaran serta ketingian Allah, itu anda kotak-kotakan demikian
rupa (?) Renungkanlah kembali.
Dan
kini kita sampai pada pengertian yang disesuaikan dengan apa yang di firmankan
Allah yaitu siapakah yang sebenarnya di utus ke muka bumi ini (?) untuk itu
marilah pelajari betul-betul dan kita hayati dengan penuh pemahaman yang baik
agar tidak keliru mentrapkan keimanan kita bersama, sebagaimana yang ditunjuki
oleh salah satu surat yang tertuang pada Surat Sa’ba ayat 28 :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
“Wamaa Arsalnaka Ila Kaafatan Linnasi Basyiro Wa Nadziro Walakina Aksaronasi Laya’ Lamun”
Bahasa Indonesianya :
Aku tidak mengutus kamu hai Muhammad, melainkan kepada umat Manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan Manusia tidak mengetahui.
Nah
demikianlah makna dan artinya yang diterjemahkan oleh para ulama ataupun
pujangga-pujangga Islam jaman dahulu, ayat tersebut diatas, dan bagaimanakah
menurut tanggaan ataupun pengertian anda sendiri (?) dengan ayat tersebut.
Siapakah yang sebenarnya utusan (Kholifah) Allah itu, pemimpin di muka bumi ini
(?) untuk tidak salah dan keliru dalam mentrapkan Iman Islam kita baiknya;
contoh diteliti lagi agar jangan terikat pikiran anda kepada
kebiasaan-kebiasaan yang belum kita mengetahuinya, sebab yang selama ini
pikiran dan akal kita semua, kita belengu sendiri Iman Islam yang kita amalkan
hanya kata pendapat orang lain atau karena kita takut / malu pada pak Ustadz
(Kyai) yang jelas langsung takut pada orang tua kita sendiri, maka oleh karena
itu apabila kita dasarkan dari apa-apa yang diterangkan oleh firman Allah
tersebut diatas tak perlu kita sangsikan sebagai sesama umat Islam. Yang
penting ialah harus saling sayang menyayangi serta saling menasehati diantara
sesamanya. Bukan saling mencela tetapi saling memberi peringatan, inilah yang
dimaksud oleh ayat tersebut diatas dan tidak menakut-nakuti, lebih-lebih
menceritakan kebaikan orang lain, berilah dan sampaikanlah yang wajar-wajar
saja.
Saudara-saudara
penerus perjuangan Bangsa ketauhilah oleh anda, lemparkanlah pandangan dan
pikiran anda jauh kedepan bahwa Dunia yang luas ini adalah kepunyaan Allah. Dan
ingatlah bahwasanya langit dan bumi serta seluruh yang ada diantara keduanya
semua Allah-lah yang menjadikannya seperti diri anda sendiri juga kepunyaan
Allah dan hendaklah anda sadari sesungguhnya kita hanya ditugaskan untuk
sekedar memperingati saja dan tidak kuasa / berwenang-wenang memaksa.
Setiap
pemeluk Agama Islam sangat dianjurkan untuk selalu sadar dan ingat kepada Allah
dengan membesarkan Asmanya setiap detik agar menjadi orang taqwa kepada Allah,
hampir setiap Jum’at terdengar ucapan-ucapan itu, oleh karena itu untuk
jelasnya cobalah anda perhatikan firman Allah SWT dibawah ini :
“Fadzqurullahu
‘Aladzim Yad’ Quurkum Wadz Quurahu ‘Ala Nikmati Min Fadhlihie Yuudhukuum Walaa
Dzikrullahu Akbaar”
Bahasa Indonesianya :
Ingatlah selalu kamu kepada Allah, pasti Allah ingat kepadamu dan syukurilah semua nikmatnya, niscaya ia akan menambahkan nikmatnya itu. Sesungguhnya selalu ingat kepada Allah besar sekali faedahnya dan Allah itu mengetahui apa-apa yang anda kerjakan. Itulah arti dan maksudnya dari ayat / firman Allah yang tersebut diatas, diterjemahkan oleh ahli tafsir Al Qur’an ataupun ulama-ulama kita cukup jelas dan gamblang kiranya dan tak perlu diragukan lagi atas kebenarannya. Karena ayat tersebut selalu di baca oleh tiap-tiap mubaligh pada setiap hari Jum’at.
Saudara-saudara
jama’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan serta para pembaca yang budiman,
cobalah direnungkan baik-baik apa yang dianjurkan oleh ayat tersebut diatas,
yang dimaksud selalu itu bukan kalau hanya kebetulan kita kaget saja ataupun
kalau kita kesandung dan lain-lainya barulah ingat dan menyebut Nama Allah,
tidak demikian halnya kalau memang anda kaum muslimin ingin mendapat
mu’zizatnya ataupun kebenarannya, baru dilakukan setiap saat dan waktu kapan
dan dimana saja tidak terlupakan, itulah cara-cara berpikir kita dari warga
kekeluargaan dengan tidak melupakan syukur dan nikmat yang dilimpahkan kepada
kita semua, karena kata pepatah orang tau dirinya adalah orang yang pandai
berterima kasih atau mensyukuri nikmat Allah, dan selanjutnya perlu anda
ketahui sholat atau melakukan sembahyang dalam cara-cara berpikir kekeluargaan
tidaklah lebih dari orang-orang lain, hanyalah sebagai kewajiban saja,
mengingat anda mau menerima Islam sebagai Agama anda, tetapi janganlah merasa
puas dan sudah cukup dengan baru saja menjalankan sunah lantas sudah minta
imbalan dari apa yang anda kerjakan itu, Allah menjanjikan sesuatu apabila anda
telah banyak berbuat kebajikan pada sesama insan (maksudnya yang dapat dirasakan
oleh orang lain) dengan penuh keikhlasan / tanpa pamrih, itulah yang wajib anda
kerjakan selama dalam mengemban tugas kehidupan sehari-hari, juga keikhlasan
atas pertolongan / bantuan anda tidak karena terpaksa.
Oleh :
ME HASAN ROHILI
Oleh :
ME HASAN ROHILI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar