Kamis, 06 Oktober 2011

 BAB III
MANUSIA ADALAH PERAN UTAMA DIDALAM MELAKSANAKAN IDEOLOGI "ALLAH" DIMUKA BUMI INI,

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Fata hora zarotuil biidnillah. Semoga sesuatu kata-kataku ini seizin Allah, dengan rasa kerendahan hati serta dengan niat yang baik saya panjatkan puja dan puji kehadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan semua limpahan rakhmat serta hidayahnya yang sama-sama kita sukuri, dengan harapan mudah-mudahan buku kecil ini mendapat ridho Allah yang Maha Tinggi dan Maha Mengetahui, serta bermanfaat bagi setiap pembacanya. Amin.

Saudara-saudara para Jama’ah Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan kaum muslimin dan muslimat yang sangat dimuliakan Allah, perlu kiranya anda ketahui, bahwa buku kecil ini adalah hasil penyampaian Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan, yang setiap malam Jum’at dilakukan secara rutin oleh saya, dengan atas dasar permintaan para Jema’ah, kini saya susun untuk dijadikan Ingatan dalam Hati, karena buku ini adalah merupakan santapan Rokhani Islam dan selain dari itu perlu anda ketahui bahwasanya buku ini bukan merupakan mata pelajaran umum serta juga tidak untuk diperjual belikan.

Buku kecil ini sengaja saya beri Judul :
“MANUSIA ADALAH PERAN UTAMA DALAM MELAKSANAKAN IDEOLOGI ALLAH DI MUKA BUMI INI”

Dengan menggunakan judul diatas, maksudnya saya tidak lain dan tidak bukan hanyalah Membangkitkan Semangat dan Mengugah Pemikiran yang saya sesuaikan dengan keadaan Perkembangan Jaman dan pula guna meningkatkan Pola Berpikir serta Mendorong Semangat Generasi Muda Penerus Perjuangan Bangsa, terutama bagi Pemuda-Pemuda Indonesia yang Beragama Islam, dengan tujuan agar buku kecil ini dapat dijadikan Pegangan Kuat untuk Mempertebal Iman Islamnya, supaya dapat mempertinggi Keyakinan Diri Sendiri serta betul-betul Ketaqwaannya terhadap Allah SWT. Dan tahu akan Kewajibannya sebagai putra Bangsa dan Negaranya yang sedang giat membangun di segala bidang. Dan sangat perlu pula saya beritahukan kepada anda, selain hasil penyampaian ini telah saya susun pula penyampaian yang pertama yaitu yang beri Judul “MENTAHUIDKAN DIRI KEPADA ALLAH” yang telah banyak tersebar pada para Jama’ah.

Saudara-saudara para Jema’ah Majelis Muzakaroh Warga Kekeluargaan, muslimin dan muslimat dimana saja anda dapat membaca buku ini, penyampaian santapan rokhani ini, saya ambilkan dari beberapa ayat-ayat suci Al Qur’an alkarim dan hadist Nabi untuk dapat dijadikan suatu pengangan, sebagaimana terdapat peringatan Rasulillah SAW kepada kita sekalian yang berbunyi : “QORRO’TUMULQUR’ANNA WALAM TA’MALLU BIHIE” yang diartikan, selalu kamu baca itu Al Qur’an tetapi kamu tidak amalkan isinya.

Nah demikian penjelasannya; justru karena itu buku kecil ini selain daripada dapat dijadikan tolok ukur cara-cara berpikir, juga dapat dijadikan himbauan bagi Generasi Muda, yang suka menghafal dan membaca ayat-ayat suci Al Qur’an, agar ia sadar tidak saja mengasyikan lagu-lagunya tetapi juga memperhatikan himbauan Rasulullah SAW tersebut dengan menghayati dan mengamalkan isinya Al Qur’an, insyaallah ia tidak akan berpikir dari situ-kesitu lagi yang berarti telah ia pahami benar apa yang terkandung didalam isinya tersebut.

Mudah-mudahan dengan kata Pendahuluan / Pembukaan yang sederhana ini, dapatlah kiranya mengugah hati nurani bagi setiap pembaca, terutama generasi penerus perjuangan bangsa yaitu muslimin dan muslimat warga kekeleuargaan diamana dapat membaca buku ini.

Dengan akhir kata syukurilah semua nikmat Allah yang telah dilimpahkan pada anda sekalian wabil khusus jama’ah warga kekeluargaan yang tercinta, kerjakanlah perintah Allah dan jauhkanlah semua larangannya.

Saudara-saudara para jama’ah muzakaroh warga kekeluargaan, muslimin dan muslimat serta para pembaca yang dimuliakan Allah SWT, marilah kita mulai saja, penyampaian ini dengan harapan dapat sama-sama memperhatikan baik-baik dan agar kita bisa memahaminya dengan baik dan pula untuk dapat menyesuaikan judul dalam buku kecil ini, untuk itu saya kutipkan dari beberapa petunjuk Allah melalui ayat suci Al Qur’anul Karim, yang tertuang pada Surat Faathir ayat 39 yang berbunyi :

هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلائِفَ فِي الأرْضِ


“Huwal lazi ja’alakum khola’ifa pil ardhi
Artinya : Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi ini.

Demikianlah yang diartikan kedalam bahasa Indonesia oleh para ahli kitab jaman dahulu, sudah barang tentu arti ini memberi penerangan kepada kita sekalian dan bagi anda juga yang membaca, tentu saja andapun sependapat dengan saya. Bukankah yang dimaksud oleh Allah itu ialah Manusia, maka oleh karena itu pula makhluk Manusia yang dihadirkan ke muka bumi ini tentunya bukan Manusia itu sendiri yang berkehendak, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah melalui ayat suci tersebut diatas, demikian pula berarti keberadaan kita ini di Bumi juga bukan kehendak ataupun keinginan orang tua anda, karena telah dinyatakan bahwa Manusia itu mempunyai daya upaya, bagaimana ia bisa menjadikan Manusia (?) justru karena itu Manusialah yang diutus Allah untuk menjadi pemimpin serta memelihara dan mengelola Bumi ini, juga sekaligus menjabarkan keinginan dan cita-cita Allah itu sendiri.

Saudara-saudara para jema’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan, tentunya akan bertanya mengapa demikian ? cobalah ingat bahwa sesungguhnya Manusialah satu-satunya makhluk Allah yang paling indah perwujudannya dan paling sempurna yang dengan kelengkapannya atas karunianya yaitu Akal dan Pikiran yang dapat memisahkan/membedakan antara yang baik dan yang buruk dan pula mana yang hak dan yang mana batil, dan hanya Manusia yang diberi izin untuk berkomunikasi kepadanya, yang langsung menerima petunjuk atau hidayah dari Allah SWT. Maka oleh karena itu sangat penting sekali apabila setiap hamba Allah yang soleh tahu dan mengerti status dan fungsinya sebagai makhluk Manusia di muka bumi ini bahwa keberadaanya itu dimuka bumi bukan hanya disuruh sholat saja, bahwa sesungguhnya ia pengemban amanat Allah dalam rangka merealisasikan ataupun menjabarkan kehendak Allah, yang telah di amanatkan melalui ayat-ayatnya, dan cobalah anda renungkan sejenak yang serba muktahir. Apakah ada dan jadi dengan sendirinya (?) bukankah itu membutuhkan pemikiran dan ketrampilan tangan anda sendiri.

Justru karena itu, kita dituntut untuk berusaha mengerti dan mengetahui fungsi Manusia yang katanya paling tinggi derajatnya disisiNya. Agar kita lebih menyadari lagi, supaya kita tidak tergolong orang-orang yang sia-sia dihadirkan kemuka Bumi ini oleh Allah SWT, dengan segala harapan agar mata hati anda terbuka, dan sama-sama kita meningkatkan Iman Islam serta taqwa kita kepada Yang Maha Kuasa, dengan berbuat kebaikan/pengabdian diri kepada sesama insan ataupun hamba-hamba Allah yang soleh, ingatlah oleh anda baik-baik sebagai makhluk yang dilengkapi cukup dengan panca indera, berpikirlah agar kita tidak ragu-rau lagi untuk megetahui status diri sendiri yang berkedudukan sebagai pemimpin atau kholifah dimuka bumi ini, marilah sama-sama kita memperhatikan apa yang ditunjuki oleh Rasullullah SAW, yang sering diutarakan para mubaligh ataupun oleh para ulama kita. Adapun benar atau tidaknya, adalah wajib memahaminya bahwasanya Manusia itu ditugaskan untuk menjadi pemimpin dimuka bumi ini, sebagaimana diterangkan dibawah ini :
“ala quhukun ro’in waqullu ro’in mas’uluun an royyatihi”
Ingatlah kamu, bahwa setiap kamu adalah pemimpin, sedangkan setiap pemimpin itu kelak dimintakan pertangungjawabannya atas kepemimpinannya. Nah begitulah artinya yang diterjemahkan oleh para ahli kitab, apabila anda benar-benar mengaku Islam sebagai Agama yang dianutnya, ataupun berpegang pada Al Qur’an dan Hadist, cobalah anda tanyakan pada para ustadz atau guru anda yang mengerti akan penerangan-penerangan tersebut diatas, supaya tidak keliru dalam menafsirkannya dan juga perlu dikaji dengan baik dan teliti, guna lebih memantapkan Iman Islam kita sendiri dengan tujuan agar kita tidak hanya percaya tanpa kita mengerti, sebab pada kebanyakan orang pandai membacanya saja tetapi tidak memahami apa maksud yang terkadung dalam ayat itu, sehingga terjadi kekeliruan dalam mengamalkannya, coba perhatikan ucapan-ucapan / kata-kata setiap kamu adalah Pemimpin.

Saudara-saudara jema’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan kaum muslimin dan muslimat, para pembaca yang budiman, sangatlah berbahagia terutama pemuda-pemuda penerus perjuangan bangsa, berpikirlah baik-baik Allah kurniakan pikiran untuk dipergunakan sesuai dengan pungsinya, yang bisa dan dapat diterima setiap Insan yang mau berpikir demi kebaikan sesama umat atau sesama Manusia di muka bumi, terutama oleh Bangsa Indonesia yang tercinta.

Dan ketahuilah bahwa Allah telah memberi mandat penuh kepada hamba-hambanya yang sholeh untuk mengatur dan mengelola serta memeliharanya, karena apa-apa yang telah disediakan oleh Allah SWT, karena memang Allah sendiri bersifat Qidham, Justru Islam dihadirkan sesudah agama-agama lain, tidak lain tujuannya untuk kedamaian, saling memperbaiki dan saling menyempurnakan dan bukan sebaliknya. Tidak merusak kesatuan dan persatuan, ketahuilah oleh anda bahwa kita sebelum menginjakkan kaki kemuka bumi ini semuanya berada didalam Qudratullah atau dalam rakhim ibunya masing-masing agar kita tidak digolongkan menjadi Manusia yang beriman taqlid, sebaiknya pelajarilah lebih dahulu dengan baik apa yang diterangkan diatas, agar supaya kita mengerti dan tahu bukan dari hasil pengalaman orang lain, bukan pula mengerti dan tahu kata si A dan kata si B, begitulah cara dan pola berpikir penyampaian kekeluargaan, kita diwajibkan tahu dan mengerti hasil penghayatan dan pengalaman sendiri yang langsung dapat kita rasakan dan buktikan sendiri karena mengingat Al Qur’an telah memberi petunjuk jalan kepada pengikut-pengikutnya yang percaya.

Juga kita yakin Manusia selain ditugaskan untuk memimpin serta dibebankan pula tanggungjawab baik di dunia maupun di akhirat, dan jadikanlah diri anda sebagai contoh yang paling baik dan janganlah mengajarkan hal-hal yang membuat Manusia berkhayal.

Seperti yang telah diuraikan di muka tadi tentu anda sudah bisa memahaminya apa status dan pungsi anda sebenarnya di Alam semesta ini. Selain daripada mengemban tugas hidup, juga ditugaskan untuk merealisasikan keinginan dan cita-cita Allah SWT, yang telah diamanatkan kepada Rasulullah SAW, melalui Al Qur’anul Karim. Yang sama-sama kita Imankan, maka oleh karena itu marilah kita perhatikan bersama apa yang difirmankan untuk kita sekalian sebagaimana tertulis di Surat Adz Dzaariyaat ayat 56 dibawah ini :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
Bahasa Indonesianya :
Sesungguhnya tidaklah Aku jadikan Jin dan Manusia kecuali hanya semata-mata untuk berbakti, kepadanya yaitu Allah.

Demikianlah keterangannya yang diterjemahkan oleh para ahli kitab makna ataupun arti dari firman Allah tersebut diatas, dan hal mana bagi kita orang – orang yang beriman kepada Al Qur’an dan Allah itu, tidak mungkin akan menyangkal lagi atas kebenarannya, jelas dan tegas sudah bahwa keberadaan Manusia dan Jin pun ditugaskan oleh Allah SWT, supaya berbuat pengabdian kepadanya, sudah barang tentu melalui hamba-hambanya yang berada di muka bumi ini, dan pula jelas sudah bahwa Manusia diutus kemuka bumi ini dibebani tanggungjawab, bukan hanya sekedar harus bisa membaca Al Qur’an saja, yang berarti itu sudah cukup sebagai yang dimaksud pengabdian, belum …

Saudara-saudara jama’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan, muslimin dan muslimat para pembaca yang budiman, perhatikanlah oleh anda masing - masing ayat-ayat suci Al Qur’anul Karim, apa yang terkadung pada maknanya, agar anda tidak keliru terutama dalam mengetrapkan IMAN ISLAM anda sendiri dan sebaiknya berusaha menghayati apa-apa yang ditunjuki oleh ayat-ayat tersebut, tentunya anda akan lebih mantap dan kuat didalam menjalankan ke Imanan dan ke taqwaan terhadap Allah SWT, yang maha bijaksana, ingatlah oleh anda bahwasanya pengertian dan pengetahuan yang disampaikan kepada anda itu bukanlah hasil penghayatan anda, justru kita harus berusaha sendiri untuk bisa dan mengerti serta tahu, jangan anda pandai hanya dari menimbang pengetahuan orang lain, karena semuanya telah diberi petunjuk oleh Al Qur’an sebagai pedomannya, bagi orang-orang yang bertaqwa, itulah wasiat Rasulullah SAW yang harus dipegang teguh oleh anda, mudah-mudahan anda akan berhasil dalam memenuhi tugas Allah dan mendapat keridhoannya. Didalam mencapai apa yang menjadi tujuan anda yaitu meraih kebahagian hidup di dunia dan kebahagian di akherat, sehat lahir dan bathin, yakinlah seyakin-yakinnya bahwa sangatah nikmat apabila telah dirasakan berhubunngan dengan Allah yang menciptakan Alam semesta ini, melalui berhubungan dengan diri anda sendiri yang sangatlah terasa ataupun barulah terasa anda adalah menjadi orang / insan yang ASWA / Mukarabin ialah orang dekat dengan Allah.

Untuk lebih meningkatkan dan memperkuat Iman Islam serta keyakinan pada diri sendiri bahwa sesungguhnya Manusia adalah makhluk Utama yang dicampurkan Allah dalam rangka usaha menyampaikan amanat dan kehendaknya, yang sekaligus akan menyebarkannya Kekuasaannya di muka bumi ini, maka oleh karena itu marilah kita teruskan mempelajari serta memahaminya apa-apa yang disuratkan Allah melalui ayat suci Al Qur’an yang sama-sama kita imankan dan agungkan seperti tertulis dibawah ini :

“Innallaha Wamalaikatahu Yusholunna’ala Nabi”


Bahasa Indonesianya :
Bahwa sesungguhnya Allah dan para Malaikat menjunjung tinggi atas Nabi, demikianlah terjemahannya dari ayat tersebut diatas dan penerangan ini sudah barang tentu ditujukan untuk orang-orang yang mengimankan Al Qur’an atau Allah dan Rasulnya, dan oleh ahli-ahli kitab menilai dari kedudukan Manusia itu sendiri. Yang tinggi derajatnya disisi Allah, apabila demikian halnya, dapatlah kita jadikan pegangan dalam menyimpulkan bahwa Allah sendiri yang memberi pengakuan bahwasanya sekalipun Manusia itu hamba-hambanya yang patut dijunjung, karena itu adalah utusannya sendiri, bukanlah hal itu telah jelas kedudukannya, nah bagi orang-orang yang mau berpikir akan mengerti dan dapat memahaminya. Bahwa ada timbal baliknya, Muhammad disatu pihak telah mengakui dilain pihak Allah adalah pemimpinnya.

Saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat warga kekeluargaan, para pembaca yang dimuliakan Allah, cobalah diperhatikan baik-baik ayat tersebut dan pahamilah benar-benar agar supaya tidak salah membuat penilaiannya dan itu semua terdapat pada Nabi Muhammad SAW, masih dalam keadaan hidup justru kini anda janganlah percaya atau mengimankan yang sesungguhnya anda belum atau tidak tahu, yang lazimnya kita semua percaya hanya kata ustadz dan ulama-ulama ataupun para kyai saja, tanpa dia tahu sendiri, padahal Al Qur’an itu adalah petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Dalam usaha Manusia yang masih hidup untuk meraih kemenangan dunia ataupun kemenangan akherat dan besar kemungkinan orang-orang yang berimannya seperti tersebut diatas pasti tidak akan mantap imannya yang banyak kebimbangan dan keraguan serta kekuatiran.

Saudara-saudara para jama’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan, muslimin dan muslimat, para pembaca dimana anda dapat membacanya, perlu diketahui bahwa sesungguhnya kehadiran Manusia / atau kita ini di muka bumi, disamping sebagai hamba Allah yang dimuliakan juga yang paling tinggi derajatnya disisi Allah, dan yang paling sempurna kejadiannya.

Cobalah renungkan dengan penuh pengertian, hal ini terserahlah pada cara-cara ataupun pola berpikir sendiri, dalam mendudukan fungsi dan status anda, justru anda sendirilah yang paling mengerti.

Agar nantinya tidak keliru menerapkan ataupun menempatkannya, sebagaimana ditulis berikut ini :


  • Muhammad adalah seorang Manusia biasa yang diangkat menjadi Nabi dan Utusan (Rasulullah),
  • Muhammad adalah seorang Manusia yang mendapat Anugrah Rasulullah dan Penyampai Amanat,
  • Muhammad adalah seorang Manusia yang dijadikan Alat oleh Allah sebagai Peraga memperlihatkan kekuasaannya,
  • Muhammad adalah seorang Manusia yang diutus untuk mengemban tugas dan Wibawa Allah,
  • Muhammad adalah seorang Nabi yang hingga saat ini namanya masih diikutsertakan dengan Asma Allah.
Dengan keterangan-keterangan diatas cukup jelas sudah dan kita sebagai umat yang mengaku beragama Islam tidak perlu meragukannya atas kebenaran tersebut, untuk lebih mempercepat proses pemahamannya dan lakukanlah terus menerus komunikasi anda terhadap Allah SWT.

Dan marilah kita teruskan menelusuri serta memperhatikan selanjutnya agar supaya kita lebih memahami dan mendalami tentang apa-apa yang ditunjuki oleh Al Qur’an untuk dapat meningkatkan keimanan serta ketaqwaan kita terhadap Allah SWT Yang Maha Perkasa untuk itu kita wajib berusaha mencari pengertian yang lebih membawa kearah kebahagiaan yang hakiki, sehingga kita mengerti betul mana yang baik dan mana yang lebih baik. Allah berfirman melalui ayat-ayat Al Qur’an seperti tertuang pada surat Al Hujurat ayat 13 yang bunyinya sbb :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ


Ya ayuhan nasu inna kholaknakum min zakari waanta waja’alnakum syu’uba waqobaa’illa lita’aropu inna akromakum indallahi atqokum innallah’alimun khobir”


Bahasa Indonesianya :
Wahai Manusia sesungguhnya Aku telah menjadikan kamu itu dari laki-laki dan perempuan (Adam dan Hawa) dan aku jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya kamu saling kenal mengenal satu dengan lainnya, sesungguhnya yang termulia diantara kamu ialah yang paling taqwa dan diantara kamu sesungguhnya Allah mengetahui dari segalanya.

Demikianlah arti dan makna dari ayat tersebut diatas yang diterjemahkan oleh ahli-ahli kitab, tentunya diperuntukan kita yang masih hidup, supaya memahami benar-benar tentang itu, pujanga-pujanga Islam telah membuat oplasing yang permanen yang tanpa bisa diganggu gugat lagi dengan kebenarannya dan kini mengertilah kita yang berjuta-juta Manusia dimuka bumi ini, adalah asalnya satu dan tak salah lagi bahwasanya Allah itu adalah satu-satunya sumber dari semua kejadian, termasuk kita Manusia. Jadi penghuni bumi ini tidak hanya orang Indonesia saja, bermacam-macam suku dan bangsa-bangsa banyak diantara orang yang masih belum memahaminya pada kenyataan sekarang ini, jauh berbeda, yang sering dipahami oleh sebagian orang tadi, jarang sekali para orang-orang tua dahulu menerangkan yang sebenarnya Ajaran Agama Islam, bahkan sering terlalu membedakan sesama Manusia, yang akhirnya ternyata banyak bertolak belakang dengan Al Qur’an. Apabila hal tersebut berjalan terus sudah pasti kita akan tergolong orang merugi, percaya tanpa tahu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang ada dilubuk hati setiap hamba-hambanya yang sholeh.

Saudara-saudara jema’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan, kaum muslimin dan muslimat, para pembaca yang dimuliakan Allah, sekarang ini tentunya anda sudah semakin yakin, bahwa apa yang wajib dikerjakan dan apa yang wajib ditinggalkan, agar supaya kita dapat menepati dan memenuhi ayat suci Al Qur’anul Karim, tidak lain ialah agar kita dapat merealisasikannya, kata-kata kasih sayang kepada sesama hamba Allah. Baik makhluk-makhluk Allah yang ada di langit maupun yang ada di bumi ini, dan perhatikanlah kata-kata “Ya Ayuhanas” bukanlah kata-kata itu terbatas pada orang-orang Indonesia saja. Bukalah pikiran lebar-lebar jangan terlalu sempit pemikiran anda, yang nantinya membawa kerugian bagi anda sendiri, dan mulai saat ini mudah-mudahan tidak lagi berpikir yang kurang baik, ataupun merasa diri anda yang paling benar, ingatlah semua itu yang menentukan Allah semata-mata dan Manusia tidak bisa membikin Agama Islam.

Setelah sama-sama kita teliti dengan seksama dari beberapa petunjuk-petunjuk Al Qur’an ayat demi ayat, agaknya kita akan lebih mantap lagi keinginan kita, bahkan lebih memperjelas lagi status dan kedudukannya, bahwasanya Manusia itu adalah semata-mata sebagai alat ataupun peraga yang berarti tidak perlu lagi menjadi bahan pertengkaran apabila kita sendiri belum dapat mengetahui yang sebenar-benarnya, oleh karena itu kita telah mengetahui bahwa pendapat-pendapat Manusia itu dapat berbeda-beda, justru karena itulah mari kita simak saja apa-apa yang disebutkan Al Qur’an pada Surat Sha’ad ayat 71-74 :

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ
 فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ إِلا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَفَسَجَدَ الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ


Idzqola robbuka lil malaaikati inni khoolikumbasyrom min thien. Faidza sawwaytuhu wa nafahtu fihie mirrukhi faqolulahu saajidin. Paasjadal malaaikatu kulluhum ajmauun. Illa iblis istakbaru wakaana minal kapiriin”.


Bahasa Indonesianya :
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat : “Sesungguhnya Aku akan menciptakan Manusia dari Tanah” adanya rokhku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya, kecuali Iblis, dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang kafir.

Nah, kini kita akan mengerti penjelasan-penjelasannya yang diterjemahkan oleh para ahli kitab, yang dekat dengan para Rasul, dari ayat suci tersebut diatas ataupun firman Allah. Jadi ayat ini malah memberi petunjuk dan membuka mata hati kita dan apabila itu telah sama-sama kita Imankan, tentu saja perlu diperhatikan secara hakikinya. Kalau begitu sebelum Adam itu dimasukan Rokhnya Allah, sudah barang tentu masih merupakan patung yang tak dapat bergerak, dapat pula disamakan seperti ondel-ondel Jakarta, apabila tidak ada si Mamat didalamnya tak mungkin barongan itu bisa berjoged/berjalan, tentu kita sadar atau tidak setiap Manusia yang ada dikolong dunia ini telah mengakui bahwa iapun berasal sari Adam dan Hawa atau anak cucu Adam.

Para pembaca kaum muslimin dan muslimat warga kekeluargaan yang budiman kiranya sudah bisa diterima dan memahaminya dengan baik dan jelas bahwa semua Manusia yang ada ini tidak ada yang meminta kepada Allah supaya dijadikan Manusia.

Tegaslah sudah keberadaan kita di muka bumi ini hanya mengemban tugas hidup Allah bisa menyatakan serta memperlihatkan kekuasaan dan kebesarannya, yang akhirnya kita dibebankan tanggungjawab masing-masing yang sesungguhnya :
Manusia yang memiliki bentuk tubuh dan perwujudan yang paling sempurna; 
Manusia adalah yang diserahi tugas untuk memelihara serta mengelola di muka bumi ini dengan segala kepeluannya; 
Manusia adalah yang dilengkapi akal dan pikiran yang sempurna dari Allah.
Maka oleh sebab itu Manusialah / anak cucu Adam yang dimuliakan oleh Allah SWT, karenanya Manusia yang mengerti mana yang hak dan mana yang bathil.

Sebagai bangsa Indonesia yang menganut Agama Islam sudah barang tentu apabila mendengar ucapan seperti tertulis dibawah ini sudah pasti kita akan mengatakan percaya bukan ?

Apakah ia mengerti atau tidak ataupun ia paham dan tidak, langsung saja ia mengatakan Iman, dan bagaimana caranya menerimanya yang penting ia percaya, lebih-lebih seperti apa yang tertulis dibawah ini sesungguhnya :
Allah itu Maha Mengetahui dari segalanya, 
Allah itu Maha Melihat dan Maha Mendengar, 
Allah itu Maha Kuasa dan Maha Adil serta Maha Bijaksana, 
Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, 
Allah itu Maha Tinggi dan Maha Besar serta Maha Menentukan.
Demi mudahnya pemahaman untuk lebih baik kita perhatikan firman Allah dibawah ini :
“Innallaha Biqulie Syaiin’alie”.


Bahasa Indonesianya :
Sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui dari segala sesuatunya, itulah makna ataupun arti yang dijelaskan oleh ahli-ahli kitab di zaman dahulu ataupun tokoh Agama Islam, sudah dengan sendirinya bagi orang-orang yang mau mencari dan berpikir dengan mudah memahaminya, oleh karena itu kiranya tidak perlu lagi diragukan ataupun dijadikan persoalan, masalahnya tak usah kita berbuat, hanya baru niat dalam hatipun Allah itu sudah Tahu. Di tanah air kita terlalu banyak paham atau metode Ajaran Islam sehingga tidak jarang mengakibatkan perpecahan antara sesamanya, justru Islam diajarkan Rukunnya, maksudnya sebaiknya kerukunannya dijalankan, adapun hal-hal yang dirasakan kurang baik supaya diperbaiki dan hal-hal yang dipandang kurang sempurna disempurnakan sebaiknya saling asih dan saling asuh, saling rukun dan merukunkan. Barulah bisa diciptakan saling pengertian terhadap sesamanya, hingga terwujudlah persatuan dan kesatuan kepada sesama bangsa Indonesia, juga pada sesama umat yang beragama dan hendaknya janganlah saling menyalahkan orang lain, sedangkan kitapun masih belum tentu dan agar kita tidak bertentangan dengan ayat suci tersebut diatas, hal mana kembalikan saja kepada Yang Maha Mengetahui, janganlah menjadi orang yang sok tahu, memang pada huruf dan bacaannya anda mungkin lebih fasikh dan memang mengerti tetapi apa yang terkandung didalamnya sudah barang tentu banyak yang belum memahami benar, sedangkan untuk menerima langsung petunjuk Allah yang sehingga kita terbawa tahu adalah agak sulit mengertinya dan dihasilkannya, karenanya hal itu memerlukan penyerahan mutlak dan segala hal yang akan kita kerjakan yang ada kaitannya dengan Agama Allah itu harus ikhlas betul tanpa pamrih.

Saudara-saudara jama’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan, kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah, cobalah anda perhatikan sendiri, seandainya ingin berbuat sesuatu baik sudah dilakukan maupun belum anda kerjakan siapa yang paling tahu (?) sedangkan anda baru saja niat langsung Allah mengetahuinya, pada sesungguhnya Allah tidak merahasiakan sesuatu terhadap hamba-hambanya yang soleh karena sampai pada saat dan detik ini masih banyak orang Allah dijadikan momok baginya padahal sudah sering diucapkan oleh para ulama kita, Allah tiada di atas dan tiada di bawah, Allah itu tiada yang serupa baginya, tetapi ia meyakinkan Allah itu ada, walaupun dinyatakan Dia tidak berwujud namun ada, ingat-ingatlah oleh anda.

Dari beberapa penjelasan ayat-ayat suci Al Qur’an yang telah diuraikan dimuka tadi yang sama-sama kita ikuti dan pahami, sampai pada tingkat pengertian yang sangat mendasar yang kitapun sangatlah wajib selaku umat beragama Islam melaksanakan apa-apa yang telah ditunjuki oleh ayat tersebut yang menjadi pegangan kuat didalam mengamalkannya sehari-hari maka oleh karena itu marilah kita sama-sama selanjutnya memperhatikan firman Allah dibawah ini :

“Inna andzalna illaikal kitaba bil hak pa’budullahu mukhlishina la hudinna”


Bahasa Indonesianya :
Sesungguhnya Allahlah yang menurunkan kitab yang hak atau yang benar ialah kitab suci Al Qur’an itu kepadamu dengan penuh membawa kebenaran, untuk yang demikian itu hendaknya engkau berbakti kepada Allah serta dengan penuh keikhlasan mengabdilah semata-mata oleh karena-Nya. Antara lain demikianlah arti dan makna yang terkandung didalamnya yang diterjemahkan oleh para ahli kitab atau ulama-ulama kita di zaman dahulu, adapun ayat tersebut diatas jelas ditunjuk untuk kita sekalian terutama yang mengaku beragama Islam, agar kita benar-benar dapat mengerti dan memahaminya apa-apa yang terkandung maksud, justru karena itu sangat wajib kita imankan serta melaksanakannya dengan perbuatan nyata kepada sesamanya dimuka bumi ini, juga didalam penyampaiannya yang hak dan agar kita tidak keliru terutama dalam mentrapkan iman Islam kita sendiri, karenanya banyak diantara kita tanpa disadari dalam mengamalkannya terdapat hal-hal yang bertolak belakang dengan petunjuk-petunjuk Al Qur’an ataupun dari apa yang disunahkan Rasulullah.

Saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat warga kekeluargaan serta para pembaca yang dimuliakan Allah, rupanya jelas sudah bahwa kiranya Al Qur’an mengandung ajaran-ajaran yang benar yang tak perlu lagi diragukan dan sebaiknya akan terbukti kenyataan-kenyataan itu apabila anda merealisir dengan perbuatan-perbuatan yang nyata dapat dirasakan dan dinikmati oleh orang lain dan juga dalam menyampaikan amanat Allah yang bersifat peringatan itu, tidak mengharapkan imbalan, karena sesungguhnya Al Qur’an, memberi petunjuk kepada kita sekalian. Sebagaimana dijelaskan oleh surat Yaashin : Carilah Guru dan belajarlah ataupun ikutilah kepadanya yang tidak mengharap upah daripadamu, itulah sesungguhnya orang yang dibimbing / dipimpin Allah, mudah-mudahan saja semua yang kebetulan dapat membaca buku kecil ini, ataupun penyampaian ini dapat memenuhi apa yang ditunjuki oleh firman Allah tersebut diatas, dan selama ini kita mau mengakui dan menyadari, banyak yang kita sadari dengan menggunakan dalih dan cara dalam penyampaian agama Allah, mencari dasar kehidupan ataupun memperkaya diri, ingatlah oleh anda apabila ingin dipimpin oleh Allah itu jauhkanlah hal-hal yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah itu sendiri dan sadarilah tugas Manusia atau anda hanya sekedar member nasehat atau peringatan saja, justru karena itulah anda jangan asal Iman saja kepada Allah maupun Al Qur’an sekalipun, hendaklah perlu anda pahami benar-benar agar terjadi Islam-Islam yang kita lihat sekarang di luar Indonesia.

Dan selanjutnya marilah sama-sama kita renungkan baik-baik dan telitilah agar jangan asal baca dan percaya begitu saja, baik ayat-ayat yang telah dilalui maupun yang masih didalam pemahaman seperti apa yang di firmankan oleh Allah melalui surat Hud ayat 88 :

عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ


Alaihie tawakaltu wa’alaihie unibu”


Bahasa Indonesianya :
Pemimpinku hanyalah Allah dan kepadaNya aku mempercayakan diriku dan kepadaNya tempat aku kembali. Begitulah penjelasannya apa yang diartikan dari ayat tersebut diatas oleh para ahli kitab, renungkanlah. Penegasan ini telah diakui oleh ulama-ulama besar bangsa Indonesia seperti tercantum pada surat tersebut diatas, sudah barang tentu setelah melalui oplosingnya orang-orang tersebut. Nah apabila hal demikian adalah benar, cobalah anda bertanya pada diri anda sendiri siapakah yang sebenarnya menyatakan pengakuannya itu (?). Dan siapakah yang dipimpin dan yang memimpin itu (?) Maka oleh sebab itu apabila kita mau berpikir baik dan berbuat baik, insya’allah kitapun akan mempunyai hasil yang baik pula. Perlu kita pahami baik-baik ayat-ayat yang dituangkan melalui petunjuk Al Qur’an, ingatlah oleh anda bahwa tidak lain dan tidak bukan yang sangat berkuasa dan menentukan diri anda masing-masing adalah Allah, si Hidup atau yang Maha Hidup.

Saudara-saudara pewaris bangsa yang akan terus berjuang demi pembangunan Bangsa dan Negara, setelah anda mengerti dengan pengertian yang hakiki yang bukan karena kata orang lain / guru dan sebagainya, serahkanlah diri anda secara mutlak / keseluruhan hanya semata-mata karena Allah SWT, tanpa reserve dan buka seluas-luas pemikiran anda dan ketahuilah bahwasanya tidak ada yang tidak mungkin apabila telah seizin Allah. Cobalah anda lakukan Komunikasi terus menerus kepada Allah Yang Maha Kuasa sesuai dengan kata ulama-ulama kita, untuk selalu mengadakan Habluminallah, mundur dan majunya seorang Insan (Manusia) yaitu yang berani membebaskan pikirannya dari tekanan yang tidak masuk / diterima oleh akal yang sehat dan sempurna.

Perlu anda sadari dan teliti benar bahwa Allah bukanlah merupakan suatu momok bagi orang Islam yang bertaqwa, Allah perlu didekati dan dicintai serta dihubungi dengan tidak menungu-nungu waktu.

Yakinlah dan Imankanlah dengan sebenar-benarnya Iman, sesungguhnya Allah itu adalah sangat kasih sayang / pemurah setiap hamba-hambanya yang sholeh. Cukup jelas sudah apabila ingin dan mengakui bahwa Allah itu adalah sebagai petunjuk anda di dunia maupun di akherat. Maha mengetahui Allah.

Agar kita mengerti dan mengetahui kedudukan, tugas dan fungsi Manusia keberadaannya di muka bumi ini dan sanksi-sanksi yang telah disampaikan oleh Allah melalui Al Qur’an, baiklah kita renungkan bersama-sama apa yang ditunjuki oleh ayat dibawah ini :

“Kuntum khoiro umatin ukhridzatlinnasi ta’muruna bil ma’ruf, watanhawna annil munkar watu’minuna billahi walaw’anna annil kitabi lakaana khoirulahum min humul mu’mina wa’aqsyarohu humul fasiqunn”

Bahasa Indonesianya : Adalah kamu itu sebaik-baiknya umat yang Allah adakan sebagai contoh untuk Manusia, kamu itu menyuruh Manusia berbuat baik dan melarang Manusia melakukan kejahatan, dan kamu beriman kepada Allah dan ahli-ahli kitab itu semuanya beriman, niscaya baik buat mereka tetapi sebagian dari mereka beriman dan kebanyakan dari mereka beriman dan kebanyakan dari mereka adalah orang fasiq / perusak.

Cobalah anda renungkan sejenak apa yang diterangkan oleh firman Allah tersebut diatas, demikianlah maksud dan tujuannya oleh para ahli-ahli kitab menjelaskan kepada kita sekalian, cukup gamblang sudah bahwasanya kehadiran Manusia di muka bumi ini adalah sebaik-baiknya hamba yang dijadikan untuk teladan (contoh) dan kini adalah yang paling wajib sekali menggolong-golongkan bidang apa dan mana saja yang termasuk perbuatan jahat dan kejahatan itu (?) dan golongan mana orang-orang yang termasuk perusak-perusak Agama, pahamlah anda sekarang bahwa keberadaannya Manusia di Alam semesta ini bukan untuk saling bunuh membunuh, saling jelek menjelekan orang (Agama lain) lebih-lebih pengakuan anda sendiri sebagai umat Islam Indonesia yang katanya tidak mempunyai daya upaya selain Allah, tetapi kenyataan perbuatan anda sehari-hari tidak sesuai dengan pengakuannya, cobalah laksanakan dengan sebenar-benarnya pengakuan anda itu dengan penuh pengertian, tidak hanya asal goblek saja.

Saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat warga kekeluargaan yang dimuliakan Allah agak tahu dirilah sedikit, janganlah karena anda sudah bisa membaca Al Qur’an lantas sudah terlalu gegabah sekali dan ketahuilah oleh anda bahwasanya Allah itu bukanlah Tuhannya orang Arab, dan Ia bisa dan mengerti semua bahasa di muka bumi ini, bahkan sampai kepada bahasa hewanpun. Inilah sesuai dengan pengakuan anda sendiri yang telah mengakui bahwasanya Allah itu Maha Mengetahui dan Pintar lagi Maha Bisa serta Kuasa dari segalanya. Dan bagaimanakah pandangan anda apabila kebesaran serta ketingian Allah, itu anda kotak-kotakan demikian rupa (?) Renungkanlah kembali.

Dan kini kita sampai pada pengertian yang disesuaikan dengan apa yang di firmankan Allah yaitu siapakah yang sebenarnya di utus ke muka bumi ini (?) untuk itu marilah pelajari betul-betul dan kita hayati dengan penuh pemahaman yang baik agar tidak keliru mentrapkan keimanan kita bersama, sebagaimana yang ditunjuki oleh salah satu surat yang tertuang pada Surat Sa’ba ayat 28 :

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ


“Wamaa Arsalnaka Ila Kaafatan Linnasi Basyiro Wa Nadziro Walakina Aksaronasi Laya’ Lamun”


Bahasa Indonesianya :
Aku tidak mengutus kamu hai Muhammad, melainkan kepada umat Manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan Manusia tidak mengetahui.

Nah demikianlah makna dan artinya yang diterjemahkan oleh para ulama ataupun pujangga-pujangga Islam jaman dahulu, ayat tersebut diatas, dan bagaimanakah menurut tanggaan ataupun pengertian anda sendiri (?) dengan ayat tersebut. Siapakah yang sebenarnya utusan (Kholifah) Allah itu, pemimpin di muka bumi ini (?) untuk tidak salah dan keliru dalam mentrapkan Iman Islam kita baiknya; contoh diteliti lagi agar jangan terikat pikiran anda kepada kebiasaan-kebiasaan yang belum kita mengetahuinya, sebab yang selama ini pikiran dan akal kita semua, kita belengu sendiri Iman Islam yang kita amalkan hanya kata pendapat orang lain atau karena kita takut / malu pada pak Ustadz (Kyai) yang jelas langsung takut pada orang tua kita sendiri, maka oleh karena itu apabila kita dasarkan dari apa-apa yang diterangkan oleh firman Allah tersebut diatas tak perlu kita sangsikan sebagai sesama umat Islam. Yang penting ialah harus saling sayang menyayangi serta saling menasehati diantara sesamanya. Bukan saling mencela tetapi saling memberi peringatan, inilah yang dimaksud oleh ayat tersebut diatas dan tidak menakut-nakuti, lebih-lebih menceritakan kebaikan orang lain, berilah dan sampaikanlah yang wajar-wajar saja.

Saudara-saudara penerus perjuangan Bangsa ketauhilah oleh anda, lemparkanlah pandangan dan pikiran anda jauh kedepan bahwa Dunia yang luas ini adalah kepunyaan Allah. Dan ingatlah bahwasanya langit dan bumi serta seluruh yang ada diantara keduanya semua Allah-lah yang menjadikannya seperti diri anda sendiri juga kepunyaan Allah dan hendaklah anda sadari sesungguhnya kita hanya ditugaskan untuk sekedar memperingati saja dan tidak kuasa / berwenang-wenang memaksa.

Setiap pemeluk Agama Islam sangat dianjurkan untuk selalu sadar dan ingat kepada Allah dengan membesarkan Asmanya setiap detik agar menjadi orang taqwa kepada Allah, hampir setiap Jum’at terdengar ucapan-ucapan itu, oleh karena itu untuk jelasnya cobalah anda perhatikan firman Allah SWT dibawah ini :

“Fadzqurullahu ‘Aladzim Yad’ Quurkum Wadz Quurahu ‘Ala Nikmati Min Fadhlihie Yuudhukuum Walaa Dzikrullahu Akbaar”


Bahasa Indonesianya :
Ingatlah selalu kamu kepada Allah, pasti Allah ingat kepadamu dan syukurilah semua nikmatnya, niscaya ia akan menambahkan nikmatnya itu. Sesungguhnya selalu ingat kepada Allah besar sekali faedahnya dan Allah itu mengetahui apa-apa yang anda kerjakan. Itulah arti dan maksudnya dari ayat / firman Allah yang tersebut diatas, diterjemahkan oleh ahli tafsir Al Qur’an ataupun ulama-ulama kita cukup jelas dan gamblang kiranya dan tak perlu diragukan lagi atas kebenarannya. Karena ayat tersebut selalu di baca oleh tiap-tiap mubaligh pada setiap hari Jum’at.

Saudara-saudara jama’ah majelis muzakaroh warga kekeluargaan serta para pembaca yang budiman, cobalah direnungkan baik-baik apa yang dianjurkan oleh ayat tersebut diatas, yang dimaksud selalu itu bukan kalau hanya kebetulan kita kaget saja ataupun kalau kita kesandung dan lain-lainya barulah ingat dan menyebut Nama Allah, tidak demikian halnya kalau memang anda kaum muslimin ingin mendapat mu’zizatnya ataupun kebenarannya, baru dilakukan setiap saat dan waktu kapan dan dimana saja tidak terlupakan, itulah cara-cara berpikir kita dari warga kekeluargaan dengan tidak melupakan syukur dan nikmat yang dilimpahkan kepada kita semua, karena kata pepatah orang tau dirinya adalah orang yang pandai berterima kasih atau mensyukuri nikmat Allah, dan selanjutnya perlu anda ketahui sholat atau melakukan sembahyang dalam cara-cara berpikir kekeluargaan tidaklah lebih dari orang-orang lain, hanyalah sebagai kewajiban saja, mengingat anda mau menerima Islam sebagai Agama anda, tetapi janganlah merasa puas dan sudah cukup dengan baru saja menjalankan sunah lantas sudah minta imbalan dari apa yang anda kerjakan itu, Allah menjanjikan sesuatu apabila anda telah banyak berbuat kebajikan pada sesama insan (maksudnya yang dapat dirasakan oleh orang lain) dengan penuh keikhlasan / tanpa pamrih, itulah yang wajib anda kerjakan selama dalam mengemban tugas kehidupan sehari-hari, juga keikhlasan atas pertolongan / bantuan anda tidak karena terpaksa.


Oleh :
ME HASAN ROHILI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar