Selasa, 08 Oktober 2013


SETIAP LANGKAH BERSYUKUR, TERDAPAT KEDAMAIAN


Dalam sebuah perjalanan ke luar kota, terdengar obrolan di dalam kendaraan yang ditumpanginya. Sebut saja yang satu kang Badrun dan yang lain kang Parto.

“Capek sekali pakai mobil ini ya… udah AC ga double, joknya sempit lagi.” Celoteh  kang Badrun.


“namanya juga Avanza E to kang…., kalo pengin yang agak halus, suspensi enak ya minimal Innova gitu…..syukuri saja apa yang ada.” jawab kang Parto.

Perjalananpun terus berlanjut, kang Badrunpun terus menerus menggerutu dan mencela sampai – sampai waktu berjalan seolah begitu lama, sementara kang Parto malahan asyik mendengarkan siaran radio, sambil berdendang kecil.

Di sebuah jalan yang lurus dan lengang, tiba – tiba sebuah truk dari belakang menyalip kendaraan yang ditumpanginya.


“Tet….tet…..” suara klakson truk memberi aba – aba, mobil avanza yang ditumpanginyapun memberi kesempatan kepada truk itu untuk melintas mendahului. Namun belum hilang kaget dari suara klakson, ternyata ada yang membuat lebih terkaget – kaget lagi. Di atas truk bukannya, muatan sembako atau hewan sapi yang sering terlihat, namun…..ibu - ibu yang pulang dari pengajian di sebuah kampung, sedang mendendangkan beberapa sholawat.

Raut wajah ibu – ibupun tidak menampakkan rasa khawatir, padahal angin besar menerpa sebagian tubuhnya, ancaman masuk angin dan bisingnya suara truk seolah ia tidak dengarkan. Yang terlihat malahan, berdendang ria menikmati sholawatan.


“Guebleg……” celetuk kang Badrun.

“ yang gebleg apanya to ?”

“Yaitu ibu – ibu, masa bisa – bisanya nyanyi diatas truk ?”

“Apa ga gebleg sampean kang ?, mereka yang ga pakai AC, tempat dudukpun ga ada, masih bisa mendendangkan sholawat….la kok sampean yang pakai AC, ada tempat duduk empuk, kok mendendangkan gerutuan, berasyik ria dengan keluh kesah ?” Tanya kang Parto.

Mendengar celotehan kang Parto, muka kang Badrunpun terlihat pucat… tiba-tiba terlihat mau marah, namun sesaat kemudian terlihat menahannya, hingga akhirnya iapun tertunduk malu.


Wallahu a’lam.


Kang Tris

Tidak ada komentar:

Posting Komentar