Minggu, 25 September 2011


WAHYU DAN ILHAM

1.    WAHYU DAN ILHAM

Saudara-saudara pembaca sekalian, saya belum pernah mendapatkan wahyu karena wahyu tidak ada lagi di dunia. Pengertian wahyu adalah apa-apa yang belum ada didunia ini kemudian diadakan.
Tetapi sekarang semuanya sudah sempurna dan sudah komplit, jadi manusia-manusia sekarang ini hanya mendapat ilham dari petunjuk-petunjuk yang mereka belum pernah lihat, tetapi sebenarnya sudah ada didunia, inilah pengertian tentang perbedaan antara wahyu dan ilham.

Dengan demikian maka uraian saya tersebut adalah hasil dari Idjtihaj yaitu :


  1. a.   Hasil penggalian-penggalian banyak belajar.
  2. b.    Hasil dari Tanya sana dan Tanya sini
  3. c.    Hasil dari menerima dan member dengan sesamanya, dan
  4. d.    Hasil dari dialog dengan Kitab Al-Quran dan hadist.

2.    AGAMA DAN KEBHATINAN

Saudara-saudara sekalian, kita sekarang yang berada disini, umumnya dikatakan sebagi anggota dari organisasi Massa (Ormas) atau keyakinan kebhatinan, Kejiwaan dan kerokhanian. Kesemuannya ini tidak terlepas dari adanya kebesaran Tuhan. Sumber segala sesuatu adalah Tuhan dan yang saya maksud Tuhan adalah Allah, sesuai dengan pengertian yang terdahulu.
Kalu bukan karena Allah kesemuannya dengan sendirinya tidak dapat mencakup apa yang seolah-olah kita pisahkan. Semuanya mempunyai pengertian satu, ya Bhatin, ya Jiwa, ya Roh.
Saudara pembaca sekalian, kebhatinan bukanlah agama sedangkan agama sudah tentu Kebhatinan. Jadi setiap penganut agama dengan sendirinya Kebhatinan karena agama adalah tuntunan hidup untuk manusia, lahir, bhathin, dunia, akherat.
Ajaran-ajarannya  memberikan petunjuk-petunjuk kepada umatnya untuk mencapai : Kemenangan lahiriah, Kemenangan bhatiniah, kemenangan duniawiah dan kemenangan ukhrowiah.

3.    PENGENDALIAN HAWA NAFSU

Sehubungan dengan pengertian atau konsep kita tentang Allah, maka perlu saya sekedar mengungkapkan sepintas lalu cara-cara pelaksaan ajaran “ Kekeluargaan”. Tidak lepas dari pengertian Allah.
Timbulnya suatu kebimbangan, kekhilafan yang secara mutlak memberikan refleksi terhadap diri kita berupa pukulan-pukulan lahir maupun bhatin adalah dikarenakan simanusia itu tidak dapat mengandalikan “perapaduanya atau perbenturanya 4 unsur pokok yang ada di dalam dirinya”

Saya yakin manusia yang dapat mengendalikan hawa nafsunya yang ada dalam dirinya itu dapat juga mengendalikan hawa nafsunya orang lain. Nama Tuhan nama Allah diagung-agungkan dan orang-orang telah banyak berbicara tentang “ Sabda Seucap Nyata” atau “Sabdo Pandito Ratu”

Pelaksaan hal ini tidak lain dantidak bukan hanyala dengan jalan atau dengan cara kita mengendalikan hawa nafsu yang ada didiri kita sendiri dengan penuh pengertian dan penuh kesabaran.
Demikian uraian saya dan saya mengucapkan diperbanyak terima kasih atas perhatian yang dicurahkan kepadanya. 


Bpk. Yoesoep Ratman (almarhum)


BACK                      NEXT

1 komentar:

  1. Tolong sumber tulisannya di cantumkan,trims salam untuk semua rekan2....

    BalasHapus