Rabu, 05 Oktober 2011


HIDUP DAN KEHIDUPAN MANUSIA SEBELUM DEWASA

Saudara-saudara para warga ”Kekeluargaan” dan pada pembaca yang budiman, marilah kita lanjutkan penjelasan-penjelasan yang menyangkut tentang hidup dan kehidupan Manusia sebelum dewasa, adapun mengenai Napas yang ada pada Sang itu ialah sifatnya Nyawa, hakekatnya itu adalah Rasa Jasmani karena saat itu sekalipun punya mata hanya melotot saja, tetapi belum bisa melihat / awas, juga ada telinganya belum bisa mendengar dan begitu pula punya mulut belum bisa ngomong (cerita), apa-apa yang ada hanya suara saja, setelah memalui proses diberi makanan-makanan susu ibunya dan yang ada di Semesta Alam ini yang asalnya dari empat zat dengan secara terperinci Darah Putih berasal dari Air menjadi Tulang dan kemudian menembus keluar kedalam matam barulah mata tersebut / bayi tersebut bisa melihat (awas), Darah Kuning berasal dari unsur Angin, masuk kedalam telinga menjadi sumsum bayi yang akan membesarkan sumsumnya dan hawanya keluar menembus hidung barulah hidung tersebut bisa mencium (pembauan), Darah Merah berasal dari unsur Api, masuk kedalam daging dapat membesarkan tubuh, hawanya keluar masuk kedalam telinga atau kuping kemudian barulah telinga tersebut bisa mendengar dan setelah sempurna baik kulit dan dagingnya besarlah tubuhnya (dewasa) keluar lagi hawanya menjadi hawa nafsu yang 4 (empat) macam yaitu:
  1. Nafsu Amarah,
  2. Nafsu Alluanah,
  3. Nafsu Sawiyah,
  4. Nafsu Mutmainnah yang dapat menimbulkan keinginan-keinginan baik maupuan buruk,

Demikianlah kiranya kelengkapan-kelengkapan jasmaniah serta Daya Pikir Akal dengan penglihatan, pendengaran, pembauan, pengucapan-pengucapan, itu semuanya adalah pertolongan dari 4 (empat) zat tadi dan apakah sebabnya perabotan-perabotan tersebut harus dipakai untuk beribadah serta pula harus digunakan untuk mencari jalan agar kita bisa mengetahui Asal dan Usulnya kita sebagai Manusia darimana sebenarnya-benarnya, cobalah anda renungkan baik-baik, sesunguhnya Manusia yang dulu dan sekarang adalah sama bahan-bahannya, hanya berbeda proses dan berbeda waktu dan tempat masing-masing.

Saudara-saudara para warga ”Kekeluargaan” dan para simpatisan yang budiman, alangkah indahnya apabila anda telah mengerti dan hapal Kitab Suci Al Qur’an juga disertai mengenal langsung kepada yang anda sembah yaitu Allah SWT, sebab apabila telah mengenal sendiri akan lebih nikmat lagi rasanya.

Dengan demikian mudah-mudahan Agama yang kita kerjakan sehari-hari itu akan lebih sempurna lagi, oleh karena itu justru kita diwajibkan menuntut Ilmu Allah walaupun sampai ke Negeri China sekalipun, sudah barang tentu dengan Ilmu itulah bisa mencapai tujuan Agama dan selain itu pula kesempurnaan Ilmu yang dimiliki seseorang tentu banyak penggunaannya sampai-sampai roch-roch hewani pun dapat disempurnakan. Dengan Ilmu tadi yang haram dan yang kotor-kotor akan dapat dihalalkan baik langsung atau tidak langsung, karena semuanya yang haram dan yang kotor dan roch lainnya akan masuk kedalam tubuh Manusia, seperti gambarannya ada anjing mati, babi mati, kotoran-kotoran apabila dibuang kelaut ataupun kekali nantinya dimakan oleh ikan-ikan laut ataupun ikal-ikan dikali dan pula dimakan oleh ayam dan pula tanam-tanaman, kangkung, bayam, pohon sayur-sayuran lain, ia besar dan gemuk subur, kemudian semuanya dimakan lagi oleh Manusia. Apabila dilihat dari kenyataannya tersebut seolah-olah Manusia adalah penampung dari roch-roch yang ada dalam dunia ini.
Apabila kita perhatikan benar-benar bahwa Allah itu Maha Suci, sudah barang tentu tidak akan menyiksa Manusia (hambanya) mungkin roch yang tidak sempurna itu yang berada dalam tubuh kita yang akan mengikuti, menyiksa diachirat.

Oleh karena itu Manusia tadi bisa menyempurnakannya, cobalah anda renungkan sejenak dan ataupun Alam Missal, ialah martabat hewan, justru diwajibkanlah Manusia itu beragama Islam ber Ma’rifat kepada Allah Ta’ala, agar hendaknya Manusia diatas bumi yang telah Ma’rifat kepada asal wujudnya sendiri, yang berarti Manusia itu telah sampai, umumnya tingkat Insan Kamil Muhammad, bahwa ia telah mengetahui sesungguhnya Manusia berasal dari 4 (empat) Cahaya, maka pasti orang tersebut mendapat sesuai dengan yang dinyatakan oleh dalil, sudah barang tentu akan merasakan Kebahagiaan serta Kenikmatan yang tiada ada taranya, itulah Manusia Ahli Syorga namanya. Karena itu telah mengetahui sifat-sifat Allah Ta’ala yang disebut Johar Awal tadi.

Alam Wahdat sempurnalah ia dalam kesempurnaan, baik rasanya maupun jasmaninya kembali kepada Dzat Laisah dan terpenuhi dalil ”Innalillahi Wainnailaihi Rojiun”.
Sebelum saya sudahi atau tutup akan saya kutipkan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi :
”Assolatu Imma Duddin Faman Aqomaha Faqod Aqomadin Waman Tarokala Faqod Adamaadin”
Bahasa Indonesianya :
Sembahyang itu Tiang Agama, siapa-siapa yang meninggalkan sembahyang seolah-oleh ia meruntuhkan Agama. Dan kepada para pembaca yang budiman demikianlah arti yang diterangkan oleh ayat tersebut diatas, cobalah anda perhatikan baik-baik.

 Apabila kita tinjau secara umum, bahwa yang disebut Tiang atau pegangan Dasar tadi tentu anda harus cari tahu pengertiannya. Tiang yang tanpa pondasi bisakah kuat ? tentu tidak bukan ? bagaimana caranya agar tiang tadi kokoh / kuat. Oleh karena itu membutuhkan Ilmu dan Pengertiannya, karena tidak jarang yang taat orang-orang yang patuh melakukan sembahyangnya, tetapi tidak bisa membuang judinya, bohongnya, kata-kata kotornya dan lain-lainnya.

Apabila arti sembahyang yang ia lakukan itu ? bahkan menjadi perusak Agama, justru itu cobalah anda mencari tahu / teliti apa yang sebenar-benarnya bisa dan Iman anda sendiri jangan asal bisa menyebut tiang saja, mudah dikata tetapi sulit anda mengerti karena itu anak kecilpun dapat mengatakannya, dalam pepatah Betawi lebih gampang ngomong daripada buang air, karena harus buka ini buka itu. Daripada itulah anda jangan berguna hanya satu tempat saja, sebab apabila nantinya akan merasa benar sendiri orang lain tidak.
Anda ingat bukan yang membenarkan Manusia dalam Keimaman dan Ketaqwaannya terhadap Allah SWT semata, jadi Manusia tidak mempunyai apa-apa maka itulah ambilah pepatah Rasulsullah SWT dan melaksanakan dengan baik Qolbi, Qouli dan Fakli:
  • Luruskanlah Hatimu,
  • Luruskanlah Kata-katamu,
  • Dan Luruskanlah Perbuatanmu.
ME. HASAN ROHILI
BECK   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar