PUJIAN SELAIN ALLAH...
Ketika ada seorang bapak tua yang kagum dengan akhlak dan
kepemimpinan Amirul Mukminin, Umar bin Kattab, ingin bersalaman dengan beliau
sambil membungkuk dan menundukkan kepalanya, maka Umar bin Khattab segera
menarik tangannya yang sudah siap disalami oleh bapak tua itu, seraya Umar
berkata kepada bapak tua itu, "Apakah kamu ingin menghinakan
dirimu..." (inilah teks terjemahan yang saya ingat). Dan, nampaknya bapak
tua itupun memahami ucapan Amirul Mukminin... Lalu ia bergegas pergi sambil
mengangguk-anggukan kepalanya.”
Saya pun mencoba memahami apa makna kalimat "Apakah kamu ingin menghinakan
dirimu..." dan akhirnya saya menyimpulkan sendiri (boleh setuju atau
tidak), bahwa (nampaknya) Umar bin Khattab itu tidak ingin dihormati dengan cara
berlebihan seperti yg ingin dilakukan oleh bapak tersebut. Kemudian, makna lain
yang tersirat, adalah manusia yang mengkultuskan dan mengagung-agungkan sesama
manusia itu termasuk ke dalam kategori perbuatan syirik, dan tentu pelakunya
akan terhina di sisi Allah SWT. Yang patut diagung-agungkan hanyalah Allah swt,
karena Dia memang Maha Agung.Subhanallah...
Umar bin Kattab yang sudah dijamin masuk surga—saja tidak sudi
disalami dengan cara bapak tua tersebut, apalagi sampai dikultuskan dan
diagung-agungkan secara berlebihan (ghuluw) sebagaimana yang kini sering
dilakukan oleh para pengikut majelis-majelis tertentu yang amat berlebihan dalam menghormati atau menyambut
gurunya. Ada yang sambil pasang kembang api dan petasan (dar der dor), gelar
karpet khusus sepanjang lintasan yg akan dilalui gurunya, cium tangan 'bolak
balik', rebutan ingin memegang atau menyentuh jubah/gamis sang guru, lalu
dinaungi pakai payung (padahal tidak ada hujan atau panas he... he...he...capek deh)
Suatu kali Nabi Muhammad saw terlambat datang ke masjid, di
mana para sahabat sudah menanti untuk shalat berjamaah, maka ketika Nabi saw
datang... beberapa sahabat yang sedang duduk buru-buru bangkit berdiri untuk
bersalaman dengan beliau saw... Tapi Nabi saw melarang dan meminta mereka tetap
di tempat (duduk), sambil berkata "Aku ini hanya seorang biasa seperti
kalian...".
Subhanallah. Nabi saw saja seperti itu lho akhlaknya...
lantas kenapa orang-orang biasa di zaman sekarang cenderung bersikap 'ghuluw'
dan ada yang ingin dihormati bak Raja dalam dongeng 1001 malam. Nauzubillah.
Semoga kita semua dijauhkan dari sikap 'Ghuluw' atau berlebihan dalam beragama,
terutama dalam menghormati seorang guru, ulama atau habib. Kita hormati mereka
sewajarnya saja karena keluasan ilmu agama dan akhlaknya, bukan karena 'keagungan'
atau 'kehebatan' sosoknya. Jangan sampai kita seperti orang-orang yang
telah menganggap sebagai 'anak Allah' lantaran mereka kagum kepada
beliau yang merupakan satu-satunya orang di zaman itu yang hafal kitab Taurat.
Itulah bahaya ghuluw akan menjerumuskan manusia ke jurang kesesatan
dan kehinaan (berbuat syirik).
Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar