Rabu, 19 Oktober 2011

NGGAK SUSAH KOK..."

Menuju Allah itu ternyata TIDAK perlu pakai metoda-metoda yang khusus dan sulit, atau melalui tafsiran-tafsiran yang rumit. Menghadap Allah tidak perlu seperti orang yang berada di bisnis multi lever marketing. Kita tidak butuh adanya up line atau down line. Menghadap Tuhan itu juga tidak perlu seperti kita melamar pekerjaan. Dalam melamar pekerjaan mungkin kita masih memerlukan rekomendasi dari orang-orang penting, atau juga ditanya tentang pengalaman kerja kita. Akan tetapi untuk menghadap Tuhan, kita hanya diminta datang menghadap kepada-Nya, walaupun saat itu kita penuh dengan kekotoran. Ya…, dengan kekotoran kita, menghadaplah kepada Tuhan. Dalam menghadap Tuhan, kita tidak perlu adanya avatar-avatar (perantara-perantara, wasilah), malah kita tidak perlu bersih-bersih diri dulu dari dosa atau kesalahan kita. Menuju Tuhan itu tidak perlu membawa-bawa pengalaman baik kita selama ini. Menuju Tuhan itu tidak usah begini dan begitu. Karena Allah itu adalah sumber dari segala sumber, Rabbul ‘Alamin…

Karena Dia adalah Rabbul ‘Alamin, maka:

Tuhan itu bukan hanya Tuhan bagi orang-orang yang beriman saja,
Tuhan itu bukan hanya Tuhan bagi orang-orang yang rajin ke masjid saja, 
Tuhan itu bukan hanya Tuhan bagi orang-orang yang baik-baik saja,
Tuhan itu bukan hanya Tuhan bagi orang "beragama Islam" saja,

Akan tetapi:

Tuhan itu adalah juga Tuhan-nya pelacur, 
Tuhan itu adalah juga Tuhan-nya orang brengsek,
Tuhan itu adalah juga Tuhan-nya orang orang geblek,
Tuhan itu adalah juga Tuhan-nya orang orang bingung,
Tuhan itu adalah juga Tuhan-nya orang orang stres.
Tuhan itu adalah juga Tuhan-nya orang yang tersesat,
Tuhan itu adalah juga Tuhan-nya orang Kristen,
Tuhan itu adalah juga Tuhan-nya orang Hindu,
Tuhan itu adalah juga Tuhan-nya orang Budha,
Tuhan itu adalah juga Tuhan-nya semua manusia…

Jadi wahai orang stress datanglah kepada Tuhan. Hai pelacur..., hai orang geblek..., hai orang tersesat..., hai orang bingung... datanglah kepada Tuhan. Begitu juga, wahai orang Kristen, Hindu, Budha, dan wahai semua manusia, datanglah dengan lurus kepada Tuhan secara sendiri-sendiri…, sebagaimana kamu dilahirkan pada awalnya. 

“… Dan (katakanlah): "Luruskanlah mukamu di setiap shalat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan keta`atanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepadaNya". (Al A’Raaf 29)

Karena dengan konsep sesederhana ini, maka sebenarnya kita tidak perlu lagi minta-minta tolong kepada orang lain untuk menghadap Allah. Kita tidak perlu lagi peran-peran perantara sebelum kita bisa menghadap Wajah Allah. Bahkan kita tidak perlu pula melakukan bersih-bersih hati (tadzkiyatunnaf) terlebih dahulu sebelum menghadap Tuhan. Walaupun dengan sebelah kaki dan terseok-seok pula, kita datanglah kepada Allah mengadukan kegelapan hati kita, mengadukan kebrengsekan kita, mengeluhkan kebingunan kita, agar supaya Allah mencerahkan kita (diberi-Nya Nur), agar kebingungan, agar kedurhakaan kita DIBALIK oleh Allah seperti Allah membalik ketidakberdayaan Yusuf menjadi kekuatan yang dahsyat saat menghadapi gejolak nafs (diri) nya ketika Yusuf sedang berhadapan dengan godaan penuh syahwat Siti Zulaiha. Pertolongan Allah-lah yang telah melepaskan Yusuf dari cengkraman gejolak syahwat perempuan itu. Karena memang Allahlah Sang Waliyyan Mursyida.

Jadi…, ketika kita panik, ketika kita stress, kita hanya berucap sederhana lembut (tadarru): “Ya Allah terangi saya, wahai Tuhan terangi saya, wahai Tuhan terangi saya…”, lalu kita diam menunggu jiwa atau dada kita diterangi oleh Allah. Sebagai barometernya, dapat kita ukur dengan apakah ada pencerahan Tuhan itu datang kepada kita, adakah pencerahan itu merasuk kedalam dada kita. adakah enlightmen yang muncul sehingga kondisi gelap (zulumat) di dada kita berubah menjadi terang benderang (nur). Karena Dia-lah yang menurunkan sakinah (ketenangan) ke dalam hati orang mukmin.


Pangeran Mbeling

Tidak ada komentar:

Posting Komentar