Selasa, 14 Juni 2011



TAMPARAN TUHAN YANG PENUH KASIH SAYANG

Ilmu Allah Swt sangatlah luas sekali bahkan tak terbatas. Di dalam Ke Maha Luasan Ilmu-Nya itu meliputi segala macam sifat-sifat, apakah itu yang baik maupun yang buruk, juga meliputi yang “Alami” dan “Ilmiah”. Tinggal bagaimana manusianya mengambil pelajaran dan hikmah dari apa-apa yang telah di sediakan Allah Swt dari pada Ilmu-Nya yang Maha Luas tadi.
Jika kita semuanya mau menyadari…, bahwa sesuatu yang Alami dan sesuatu yang Ilmiah itu adalah bagaikan dua kekuatan yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Ibarat dua tangan, yaitu Tangan Kiri dan Tangan Kanan yang kedua-duanya punya peranan masing-masing dan memiliki kedudukan masing-masing. Akan tetapi walau kedua-duanya berbeda dari segi peranan dan kedudukan tentunya jika ia bekerjasama dalam hal Kebaikan maka akan terjalinlah suatu keharmonisan dalam hidup.
Tetapi jika masing-masing diri hanya melihat peranan dan kedudukan di dirinya semata tanpa melihat saudaranya yang lain, begitu pula sebaliknya. Maka tak ubahnya ia itu ibarat Manusia yang hanya memiliki satu tangan. Ada yang memiliki hanya tangan kanan saja dan ada pula yang hanya memiliki tangan kiri saja. Apakah itu yang dikatakan SEMPURNA?

Kesempurnaan itu bukanlah terletak pada kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu. Karena kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu itu membawa perselisihan, perdebatan, pertengkaran, permusuhan, sumpah serapah, kutuk mengutuk, hujat menghujat, caci mencaci, cela mencela, prasangka buruk, merasa diri yang paling benar, yang paling sampai dll….dll…dll… dan pada akhirnya akan timbul Fitnah memfitnah.
Apakah seperti itu para Arifbillah…..???
Apakah seperti itu para Pencinta Allah…..???
Apakah seperti itu para Kekasih Allah…..???

“Kebenaran yang Hakiki”(Allah Swt) itu adalah Maha segala Maha, walaupun “DIA” pantas untuk sombong karena Maha segala Maha tetapi pada kenyataanya “DIA” tidaklah sombong bahkan Maha Rahman dan Maha Rahim. Buktinya…. Insan yang lemah tiada daya dan tiada upaya yang fitrahnya di dalam ke Dho’if an senantiasa selalu di perhatikan. Dari pagi sampai pagi lagi, dari buka mata sampai tutup mata… 24 jam sehari semalam selalu mengalir Berkat, Rahmat dan Nikmat-Nya kepada Insan walau insan itu menyadarinya ataupun tidak.
Lalu bagaimanakah mereka-mereka yang telah merasa kenal dengan Allah…???
Banyak di antara mereka yang lupa akan fitrah dirinya, sehingga “KESADARAN” telah di kendalikan oleh “PERASAAN”, Ya…. “PERASAAN”. Perasaan telah menguasai Kesadaran dirinya sehingga membuat dirinya merasa paling sempurna, merasa paling berilmu, merasa paling tinggi, merasa paling hebat, merasa paling kenal, merasa paling sampai, paling…. paling…paling. 1000 kali paling… …..Waaaaaaaahhh!!!!!.

Saudaraku….. semuanya.
Sungguh...Letak kesempurnaan itu hanya ada pada Allah Swt yang di sebut pula dengan “KEBENARAN HAKIKI”. Jika seseorang berjalan menuju kepada-Nya dengan menyadari ke Fitrahan dirinya dengan menyadari Sesadar-sadarnya bahwa dirinya itu “Laa Haw Laa Wa Laa Quwwata Illaa Billah”(Tiada daya dan tiada upaya melainkan Qudrat Iradat Allah semata dari buka mata sampai tutup mata kembali, 24 jam sehari semalam di dalam gerak dan diamnya, maka merekalah yang akan masuk dalam Pemeliharaan Allah Swt. Dan akan di tuntun oleh Allah kepada jalan kebaikan yang membawa Rahmat Kasih dan Sayang.
Tetapi apabila Kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu yang mengendalikan dirinya dari buka mata sampai tutup mata kembali, 24 jam sehari semalam di dalam gerak dan diamnya, maka merekalah yang akan masuk di dalam perangkap “Iblis/Syaitan yang membuat perasaan was-was, sangka-sangka, perasaan gelisah, perasaan bingung, perasaan gundah, perasaan resah, perasaan takut dll. Dan akan dituntunlah ia oleh Perasaan itu kepada jalan2 keburukan yang membawa Laknat, Benci, dan Tak mau tersaingi.
Tetapi bagaimana dengan mereka yang telah mengenal akan Allah tetapi masih saja kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu yang mengendalikan dirinya, yang berbuahkan…… Laknat, Benci, dan Tak Mau Tersaingi…?
Berarti mereka itu mengenal akan Allah hanya masih di tataran TEORI belaka, belum lagi masuk kepada “KESADARAN”, walau mengakunya telah sampai, walau mengakunya telah sempurna ilmu, walau mengakunya telah dituruni Laduni, Walau mengakunya telah MANUNGGALING KAWLA GUSTI. Jika masih kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu yang mengendalikan dirinya, maka apa-apa yang di akuinya hanyalah TEORI!…. ya… TEORI!
Saudara-saudaraku semuanya……
Marilah kita kembali kepada KESADARAN yang ada pada diri kita masing-masing. Tanyakan pada diri kita….dan Renungilah.
Apakah saya masih di kendalikan oleh kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu ataukah tidak…???
Tanyakanlah…. Tanyakanlah…. Tanyakanlah….
Pesan ini lebih utama untuk diri saya pribadi, dan juga untuk kita semuanya yang berada di jalan Ma’rifatullah. Agar benar-benar kita berada pada jalan Ma’rifatullah yang sesuai dengan yang dijalani para Ambiya wal Mursalin, Wali-wali Allah dan para Arifbillah yang Ikhsan.
Salam Cinta Damai Kasih dan Sayang di dalam Rahmat dan Ridho Allah swt.

Wassalam
Kekeluargaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar