Marilah kita
sama-sama melanjutkan dan berusaha untuk mencari tahu tentang
kewjiban-kewajiban kita selaku umat yang beriman dan sadar akan keadilan Allah
yang telah mengeluarkan langit dan bumi disediakan untuk hamba-hambanya yang
sholeh, memperkuat suafat Allah yang Qidam sebagaimana dijelaskan oleh salah
satu ayat (firman) Allah Al-Jumu’ah : 10 yang berbunyi :
“Faidza Quliyati Sholatu Fantasyruu Filardhi Wabtaghuu Min
Fadhillah Wadzkuruullaha Katsiroon La’alakum Tuflihuun”
Artinya:
Apabilah telah
ditunaikan sebahyang, maka bertebarlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyak supaya kamu beruntung.
Artinya
apa-apa yang telah dijelaskan oleh para ahli kitab tersebut tentunya akan jadi
suatu bahan pemikiran bagi orang-orang yang beriman dan tahu akan
kewajiban-kewajibanya dan tidaklah berpeluk dengkul saja, sebab agama islam
telah mengajarkan umatnya untuk berjuang dan bekerja untuk kesejahteraan hidup
rumah tangganya sebagaimana yang diterangkan oleh ayat tersebut diatas, jadi
bukanlah tugasnya hanya berdo’a saja, justru agama islam mengajarkan agar
pemeluknya rajin-rajin menggali kekayaan yang tersimapan di bumi maupun
dilangit yang disediakan untuk hamba-hambanya yang sholeh, dan juga islam tidak
mengajarkan untuk bertadah tangan pada orang lain. Dan ingatlah Allah telah
cukup sediakan segala keperluan hidup manusia terutama di tanah air sendiri
yang subur dan makmur dan segalanya ada, hendaklah disadarilah bahwa semua
memerlukan ilmu dan ketrampilan tangan-tangan anda dan juga ini semua memerlukan pengolahan
manusia tidak dating begitu saja. Seandainya memang Allah sediakan itu semua,
tetapi merupakan bahan-bahan semata dan diketahui oleh anda bahwa kita manusia
ini telah ditentukan oleh petunjuk Al’Qur’an setiap anda/kita adalah pemimpin.
Seorang pemimpin tentu wajib memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan suatu
kepemimpinannya yang akan dipertanggungjawabkan kelak, cobahlah anda
mengartikan benar-benar apa yang dikatakan ahli syari’at itu, tentu saja tidak
akan mengatakan lain, sudah barang tentu tertuju artinya ialah ahli-ahli kerja
atau ahli-ahli berbuat.
Bertitik tolak
dari keberadaannya manusia dimuka bumi ini, kita dapat berpikir yang sempurna,
karena segala sesuatunya manusialah yang dijadikan buah pembicaraan antara
Allah dan Malaikat sejak zaman Nabi Adam as. Hingga saat ini dan adapun yang
dilangit serta di umi semuanya disediakan untuk kepentingkan manusia sampai
kepada permasalahanya, baik hal-hal yang enak maupun hal-hal yang tidak enak,
diantara kedua itu manusia pula yang akan merusaknya, sebagaimana yang
diterangkan oleh salah satu ayat/firman Allah dibawah ini :
“Wasyari’u Illa Maqfirotin Min Robbikum Wajanatin Ardhuha
Samaawati Walardhie Uldatlil Mutaqin“
Artinya:
Segeralah /
cepat-cepatlah kamu menujuampunan Allah dan masuklah syurga yang luas seperti
langit dan bumi yang Allah sediakan untuk orang-orang yang memelihara dirinya
dari perbuatan yang tercelah atau kejahatan.
Nah kini
berpikirlah dengan tenang dan baik serta perhatikanlah benar-benar arti serta
maknanya dari firman Allah tersebut di atas yang diterjemahkan para ahli-ahli
kitab, dan penjelasan ini sekaligus membuka mata hati atau pikiran kita
tidaklah tanggung-tanggung Allah menyediakan syurga yang begitu luas, boleh
dikatakan luasnya langit dan bumi. Dari dasar firman Allah-lah yang mengatakan
ini berpikirlah anda terutama pemuda-pemuda Indonesia yang beragama Islam.
Hendaklah
penerangan ini dipahami sendiri dengan baik, Allah menjanjikan bagi orang-orang
yang dapat memelihara dirinya, hal ini akan terjawab oleh setiap orang mukmin
yang terbuka mata hatinya dan mengetahui atas segala kebenarnya. Bagi anda yang
sudah mengerti jagalah baik-baik dan perhatikanlah bumi ini dihamparkan
bukanlah untuk manusia juga? Dan manusia pula yang berkewajiban untuk mengatur
serta mengelolanya sebab hanya manusialah yang dipercayakan segala sesuatunya karena
dia adalah khalifah.
Saudara-saudara
jama’ah majelis mudzakaroh warga kekeluargaan muslimin dan muslimat serta
pembaca yang budiman, karena manusia yang merasakan enak dan tidak enak maka
manusia itu sendirilah yang wajib berbuat untuk kepentingan sesamanya, agar ia
mengerti status dan fungsinya di alam semesta ini, yaitu hamba Allah yang
sholeh sebagai kholifah/ pemimpin juga sebagai sutradara yang memegang peranan,
baik dan buruknya itu terletak pada pemegang peranan itu sendiri.
Perlu anda
pahami ajaran Islam mewajibkan berpikir yang baik dan sempurna dalam mengemban
hidup di alam semesta ini, dan salah satu firman Allah mengetahui bahwa semua
perwujudan yang ada di bumi ini adalah perwujudan Allah.
Sangat wajib
sekali setiap agama islam dan taat serta patuh dengan segalah larangannya agar
tidak sia-sia apa-apa yang kita lakukan atau kerjakan dan sekurang-kurangnya
anda harus mengerti dan mengetahui secara baik apa-apa yang diterangkan baik
ayat maupun hadits Rasulullah sebagai yang dijelaskan berikut ini :
“Wajibin Ma’rifatullahi’alalinsan Qoblal Ibadah”
Artinya:
Diwajibkan
bagi setiap orang yang beragama Isalam mengenal kepada Allah, sebelum ia
mengerjakan sholat / sembahyang.
Demikian arti
atau makna dari hadist Rasulullah tersebut yang dijelaskan atau dirawikan oleh
ahli-ahli tafsir terkemuka. Apabila demikian sudah tentu mengandung pengertian
sendiri, yang bahwasanya hal tersebut sangatlah penting sekali, sebabnya Allah
itu adalah sebagai satu-satunya wadah dan sumber dari segala kejadian yang
sangat perlu ketahui sebelum kita mengerjakan kebaikan-kebaikan / ibadah yang
berlandaskan Islam juga harus disertai pikiran dan akal yang sehat, mengingat
ibadah itu salah satu ajaran agama yang akan menolong kita kelak. Apabila tidak
kita ketahui terlebih dahulu tempat ataupun yang menjadi wadahnya, tentu aja
akan sia-sia pula ibadah kita.
Rasanya perlu
kita mengerti dan tahu dan siapa yang kita sembah itu, sebab pada umumnya semua
umat islam lain yang didunia apabilah telah menyebut asma Allah sudah tentu
akan percaya, adapun sejauh mana kepercayaanya kita hanya mengatakan iya saja,
tetapi jelas kita tidak tahu.
Saudara-saudara
kaum muslimin dan muslimat dan para pembaca sekalian hendaknya jangan
cepat-cepat anda mengambil kesimpulan bahwa baik atau buruknya, perhatikanlah
dan telitilah baik-baik seandainya anda telah mengerti bertanya pada diri
sendiri, tanyakanlah lebih dahulu apabila anda belum bias memahami hubungilah
saudara-saudara kita yang telah mengenal dan tahu akan dirinya sebab perlu
diketahui sendiri, ajaran agama islam baik untuk dirasakan sendiri dan apabila
buruk diterima sendiri orang lain tidak dapat membantunya, karena menyangkut
dosa dan pahala maka dari itulah telitilah, usahakan sendiri oleh anda, carilah
sendiri cepat kita mengenalnya kepada yang kita sembah itu.
Apabila kita
mau memahami dan mau meneliti dengan tenang serta baik apa yang diberi petunjuk
oleh Al-Qur’an, pasti mempunyai faedah yang cukup membawa kita kearah ketekunan
dan ketawakalan, seperti diterangkan suatu firman Allah dalam Surah Al-Israa
ayat 72 :
“Waman Kana Fihaadzihii A’maa Fahua Filakhiroti A’maa Wa Adhollu
Sabiylaa”
Artinya:
Dan barang
siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya diakherat (nanti) ia akan lebih
buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan yang benar.
Demikian
penerangan yang berdasarkan firman Allah dengan ayat suci Al-Qur’an tadi yang
diterjemahkan oleh ahli kitab jaman dahulu, arti yang dimaksud oleh ayat
tersebut diatas, betul-betul menggugah hati nurani setiap penganut Islam, sebab
dalam pengertiannya itu sudah barang tentu yang berkaitan dengan urusan Allah
dan akherat yang sudah dengan sendirinya apabila kita tidak mencari tahu sedini
mungkin tentang apa dan siapa yang disebut Allah, dan pula alam akheratpun
harus kita ketahui sedini mungkin (sejak sekarang) selama masih hidup kita,
agar sholat dan ibadah kita tidak akan sia-sia, sebab hal ini tidak cukup hanya
sekedar yakin saja, apabila kita tidak pernah merasakan atau membuktikan
sendiri dan kepada kita tentu sesame yang beragama islam pasti akan percaya
atas firman Allah tersebut di atas, oleh karena itu marilah sama-sama menuntut
atas kebenarannya ayat tersebut agar jangan sia-sia kepercayaan kita itu dan
agar dapat memebrikan pada kita keyakinan yang seyakin-yakinya hingga tidak ada
lagi keraguan.
Saudara-saudara
para jama’ah muslimin dan muslimat warga kekeluargaan yang budiman, cobalah
anda bertanya pada diri pribadi, apakah benar semua penganut agama islam
diwajibkan mengenal kepada Allah? Dari dunia sampai akherat? Sebab tanpa
mengenal terlebih dahulu kepada yang mempunyai dunia ini tak mungkin kita dapat
memenuhi ayat tersebut di atas. Justru itu cobalah anda bertanya pada parah
penceramah islam yang selalu mendengungkan kata-kata hablum minallah, barang
kali beliau dapat memberikan bagaimanapun caranya untuk dapat berhubungan
dengan Allah SWT, itu sebab walau bagaimanapun harus dapat kita realisir ayat
tersebut kalau tidak terbentur atau sia-sia dan berarti tidak bertemu dengan
jalan akherat (gelap). Tiap-tiap gelap tentu adalah sesat bukan? Na’udzubillahi
min zalik. Ingatlah anda dengan kata para ustadz (guru agama) beramal tanpa
ilmunya amalnya sia-sia, tentu saja sebaliknya sembahyang tanpa mengenal yang
disembah juga akan sia-sia. Saudara-saudara majelis mudzakaroh warga
kekeluargaan (MMWK) muslimin muslimat serta para pembaca yang dimuliakan Allah,
marilah kita sama-sama memperhatikan petunjuk Al-Qur’an yang diterangkan
berdasarkan mi’raj nabi besar Muhammad SAW, sebagimana berbunyi:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
“Aalhamdulillahi ladzi asro biabdihi laillan
minal masjidil harom ilal masjidil aqsho barogna linuruyahu min ayatina.
Washolatu wassalamu’alan man arojabihie rukhul qudus bi amrihi robihie ilaa
samawati wa’aala’alahie wasbbihi, alaadzina wa ashadu anna Muhammad Rasulullah”
Artinya:
Sekalian puja
dan puji milik Allah yang menjalankan hambanya pada malam hari kebaitul maqdish
untuk melaksanakan serta memperlihatkan kepadanya sebagai dari pada kekuasaan
dan kebesaranya (Allah). Mudah-mudahan bercucuranlah rahmat dan sejahtera atas
Nabi Muhammad SAW, yang dibawah naik oleh Jibril atas perintah Allah
kelangitnya. Keluarganya serta para sahabatnya yang membenarkan dia tentang
apa-apa yang dikabarkan kepada mereka dari hal isro’ dan mi’rojnya serta wahyu
yang telah diterimanya; saya bersaksi tidak ada tuhan yang wajib disembah
kecuali Allah dan aku bersaksi serta mengetahui bahwasanya Muhammad itu utusan
Allah.
Demikian
penjelasan dari ayat ini makna firman Allah melalui mi’rojnya Nabi Besar
Muhammad SAW, yang diterjemahkan oleh ahli kitab atau para pujangga Islam
dahulu.
Disini kita
dapat menilai dan mengukur bahwasanya apa-apa yang diternagkannya tidak ada
yang perlu disangsikan dan dibantah atas kebenarannya, telah cukup jelas dan
gambling, cobalah anda renungkan sejenak; yang pertama manusia statusnya serta
fungsinya yang mempunyai kedudukan derajat yang paling tinggi, itu telah
dinyatakan oleh Allah melalui Al-Qur’an sampai pada Muhammad dijadikan alat
peraga untuk diperlihatkan, hanya perwujudan manusialah yang diberikan hak
untuk membuktikannya atas kekuasaan dan kebesarannya, agar manusia selanjutnya
mengerti dan tahu bahwa Allah-lah yang berwenang didunia maupun di akherat.
Yang jelas kini secara langsung Allah telah membuktikannya yang dapat diakui
umat Isalam diseluruh dunia ini dan setelaj kita berpikir serta menemui
cara-cara yang baik dengan segala pengertiannya sesungguhnya tiada yang
mustahil dipermukaan bumi ini apabila telah seizing Allah. Cobalah anda menoleh
kebelakang keseratus tahun yang lewat, anda melihat Indonesia sebahagian besar
hutan belukar, dan kini dapat membuktikan sendiri betapa hebatnya serta
keindahanya, adakah hal tersebut terjadi dengan sendirinya? Justru karena
itulah Al-Qur’an tidak hanya dibaca dan dihafal saja, dalam arti cobalah
dihayati dan diamalkan serta dicarikan arti dan pengertiannya yang dapat
membawa manfa’at. Dan dinikmati dan dirasakan sesame hamba Allah yang masih
hidup dimuka bumi, kita semua pembaca-pembaca Al-Qur’an telah mengatakan
bahwasanya manusia diciptakan Allah bukan hanya orang Indonesia saja, yaitu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku yang berarti dinia ini bukan untuk kita
sendiri.
Maka oleh
sebab itu saya ingin mengajak anda berfikir dan mengingat perjuangan Rasulullah
hendaknnya jangan untuk yang enaknya saja dikerjakan tetapi yang merugikan diri
pribadi tidak dilaksanakan. Ingatlah bumi ini telah diserahkan mandatnya dari
Allah kepada insanya yang sholeh untuk dijaga dan dikelola, adapun hasilnya
untuk kesejahteraan sesame hidup, Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatunya.
Ajaran agama
islam setelah sama-sama kita perhatikan baik-baik memang benar-benar realistis,
jelas dan paten, hidup disepanjang masa, serta benar-benar rasional yang dapat
mengikuti perkembangn zaman, juga
memberikan kepada setiap penganutnnya, akan lebih mengerti lagi bahwa
kedudukan manuisa/insane disatu pihak dan Allah dilain pihak walaupun manusia
sesungguhnya berada dalam satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
dipisah-pisahkan, namun agar kita tidak keliru mentrapkan keimanan kita, yang
bias-bisa membuat kesesatan kelak, usahakanlah oleh anda ayat-ayat suci
Al-Qur’an yang dapat membenarkan keimanan anda itu dan Allah telah berfirman,
yang menyatakan sebagai berikut. Surat Al-Baqarah ayat 115:
“Walillahil Masyriqu Wal Maghribu Fa’aynamaa Tuwallu Fatsamma
Wajhullahi, Innallaha Waasi’un Aliem”
Artinya:
Dan kepunyaan
Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menhadap disitulah wajah Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.
Nah dengan
demikian tentu anda dapat memahami arti dan makna dari ayat tersebut diatas,
penerangan itu untuk kita sekalian, yang diterjemahkan oleh para ahli kitab
ataupun pujangga Islam zaman dahulu tidak lain dan maksud dan tujuan mana agar
kita mengerti dan tahu bahwa menusia itu bersetatus subyek dan Allah sebagai
obyek, oleh karena itu tidak perlu lagi diragukan kebenarnya, sebab bagi orang
yang mau berfikir terus berusaha mencari seperti ayat tersebut diatas,
bahwasanya baik yang ada di langit dan di bumi dalam kekuasaan Allah, sudah
dengan sendirinya apabila kita lihat hakekatnya tauhidnya timur dan baratpun
asalnya tidak ada, kalau tokoh ada hanya dzatullah yang berarti tidak boleh
diumpamakan apapun. Maka dari itu bertitik tolak pada pengertian dan cara-cara
berpikir kekeluargaan, bahwa sesungguhnya manusia juga yang asalnya tidak ada,
makanya dengan anugrah Allah yaitu pikir dan rasa, maka kita menyerahkan diri
secara mutlak kepada yang Maha Hidup barulah kita menyadari, bahwasanya
kedudukan manusia dijadikan peraga dari cita-cita Allah atau memperlihatkan
kebesarannya melalui Nabi Besar Muhammad SAW, dapat kita pahami bahwa melalui
petunjuk ayat-ayat Al-Qur’an yang menyatakan; sesungguhnya dimna saja kamu
berada hai manusia disitu Aku ada, kata Allah. Juga ayat lain menyatakan pula
“kemana wajah kamu berpaling / menghadap disitu adalah wajah Aku”. Mengertilah sekarang
bahwa manusia benar-benar sebagi alat dan sebagi peraga dan sebagai pemimpin
dimuka bumi ini dan sudah sewajarnyalah
apabila kita dengan penuh pengertian dimuka bumi ini dan sudah sewajarnyalah
apabila kita dengan penuh penegrtian dan kesadaran tinggi, menyatakan :
1. Hanya kepada Allah satu-satunya yang wajib kita sembah dan
agungkan;
2. Hanya kepada Allah satu-satunya tempat kita berlindung dan
meminta;
3. Hanya kepada Allah satu-satunya tempat kita menyerahkan diri dan
bermohon;
4. Hanya kepada Allah satu-satunya tempat kita kembali.
Demikian
pengertian saya dari pola piker yang saya sesuaikan dengan perkembangan zaman,
yang dapat dicukil dari ayat-ayat suci Al-Qur’anul karim dan hadits yang
disyahkan dan berlaku, dan kini timbul pertanyaan saya kepada pembaca, terutama
penerus perjuangan bangsa, muslimin dan muslimat, bagaimanakah alam pikiran
anda? Dan cobalah buka lam pemikiran anda sedikit lebih jauh ke depan,
janganlah beriman tanpa pengertian, kini perteballah kepercayaan dan keyakinan
atas diri sendiri, modal pertama bagi iman dan bertawakalah yang
sebenar-benarnya takwa semata-mata hanya kepada Allah karena kita tahu dan sadr
bahwa manusia (kita) adalah juga ditempatkan oleh Allah derajat yang paling
tinggi disisinya, bentuk serta
perwujudan kita yang paling indah dan sempurna.
Dalam usaha
kita mempertegs kedudukan manusia di muka bumi ini, hendaknya marilah sama-sama
kita laksanakan dengan baik dan benar yang diterangkan Rasulullah maupun yang
difirmankan Allah seperti tertuang pada ayat 6 Surat Ankabut yang berbunyi:
“Waman Jaahada Fainnama Yujaahidu Linafsihi, Innallaha
laghaniyun’anil’alamin”
Artinya :
Dan barang
siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya
sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu)
dari semesta alam.
Demikian dari
arti dan makna yang diterjenahkan oleh para ahli kitab, penjelasa ini ditujukan
untuk sekian yang beriman kepada Allah SWT dan bagi kita yang mengaku sebagai
hamba-hamba Allah Yang sholeh, sudah tentu dengan rasa kesabaran yang tinggi,
memang benar bahwa sesungguhnya :
1.
Manusia ciptaan Allah
2.
Manusia adalah milik Allah,
karena
3.
Manusia adalah yang dilengkapidengan
daya hidup Allah
4.
Manusiapun yang disetujui oleh
segenap malaikat
5.
Manusia yang diutus sebagai
khalifaf/pemimpin dimuka bumi ini, yang juga diberi tugas untuk merealisir
keinginan Allah.
Saudara-saudara
para jema’ah MMWK kaum muslimin dan muslimat yang dicintai Allah, telah
diterangkan oleh firman Allah diatas siapa saja yang berusaha dengan
sungguh-sungguh baik kepintingan diri sendiri maupun kepentingan orang banyak,
lebih-lebih untuk mencari tahu yang hak tidak ada yang dipersulit, karena allah
amat kaya dari segalanya, justru agama islam menganjurkan diadakan komunikasi
terus menerus kepada Allah SWT, yang insya Allah pada suatu saat aka nada
petunjuk-petunjuk Allah yang member tugas kepada anda, yang saudara akan
kwjiban-kwajiban yang lebih-lebih untuk banyak berbuat kebaikan kepada sesame
insane di muka bumi ini, dan keatahuilah oleh anda bahwa langit dan bumi adalah
secara keseluruhan disebut dunia namanya.
Dan perlu
diingat oleh anda sendir bahwa keridloaan Allah yang akan diraih oleh kita itu
bukanlah cukup sholat saja atau tidak berbuat kejahatan terhadap orang lain,
itu hanya baru bersifat kwajiban dalam rukun agama, justru ada perintah Allah
untuk berbuat kebajikan yang dapat dinikmati dan bermanfaat untuk orang banyak,
selain dari itu manusiapun dibebankan tanggung jawab untuk menyampaikan
amanatnya Allah yang benar sebab Allah telah sediakan kebutuhan hidup
hamba-hamabnya.
Banyak yang
masih terpendam dimuka bumi yang tidak mungkin dapat di pergunakan tanpa
pengelolaan dengan memiliki ilmuny, maka oleh karena setiap umat yang beragama
Islam dituntut untuk mencari/menggali ilmu dimana saja agar apa-apa yang Allah
sediakan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat manusia apabila demikian
berarti tidak sia-sia kerunia Allah itu.
Saudara-saudara
jama’ah MMWK para pembaca muslimin dan muslimat yang dimuliakan oleh Allah,
setelah kita sama-sama teliti dengan memperhtikan ayat demi ayat dapat embuka
lebar-lebar oleh setiap para pembaca karena petunjuk Al-Qur’an adalah petunjuk paten baik isi dan
makna yang terkandung didalamnya sehingga dengan mudah dapat mengambil
kesimpulan-kesimpulan yang mungkin bisa diterima oleh pikiran yang sehat dan
sempurna. Dan kita telah mengerti dan tahu hal-hal yang bersifat perintah Allah dan hal-hal yang bersifat
larangannya.
Seruan dan
larangan itu adalah ditujukan untuk manusia yang masih hidup, dengan segala
perumpamaanya bahwa kita manusia tahu dan mengerti sudah kedudukan manusia itu yaitu
: Langit dan bumi serta yang terdapat didalamnya adalah ciptaan Allah. Manusia
dan makhluk lainya juga ciptaan Allah. Hanya manusia satu-satunya yang diutus
menjadi kholifah/pemimpin dimuka bumi ini oleh Allah SWT., manusialah yang oleh
Allah diciptakan bentuk dan perwujudanya yang paling indah dan sempurnah dengan
ketinggian drajad disisinya dan manusialah yang ditempatkan oleh Allah untuk
memelihara dan mengelola bumi dan ala mini karena manusia yang dapat memisahkan
yang benar san yang salah.
Maka kerena
itu mari kita sama-sama perhatikan dan Tanya pada masing-masing diri sendiri,
makhluk yang dapat berdialog dengan
Allah? Juga yang dijadikan alat untuk memperlihatkan kekuasaan dan
kebenarannya? Dan makhluk apakah yang dibebankan tanggung jawab oleh Allah itu?
Juga makhluk apakah yang dijanjikan oleh Allah melalui Al-Qur’an untuk menerima
pembalasan diahari kemudian. Karena hanya satu-satunya manusialah yang dapat
secara langsung membesarkan Asma Allah serta mengucapkannya dan manusialah yang
tahu bahwasanya ia adalah yang berasal dari Allah pula.
Nah sementara
ini kita sudahi penyampaian ini, itulah pengertian dan pola berpikir Majelis
Mudzakaroh Warga Kekeluargaan (MMWK) didalam penyampaian yang berkenan dengan
amanat Allah. Dengan tidak bertitik pangkal dari cara berpikir dan menjiplak
dari hasil pendapat orang lain, dan janganlah hanya pandai menimbang-nimbang
dan membandingkan penertian orang lain. Dengan suatu harapan mudah-mudahan saja
setelah anda mengerti dan dapat memahami betul status dan funsi anda sendiri
selaku hamba Allah.
Manusia tentu
akan merasa yakin dan kuat keimanan serta ketagwaanya terhadap Allah pencipta
alam. Karena ia tahu betul apa dan siapa yang wajib disembah dan diagungkannya
sudah dengan sendirinya selalu ia mensyukuri semua nikmat dan rakhmat yang
dikaruniakan Allah dan akan menerima segala apa yang dilimpahkan Allah, enak
dan tidak enaknya ia sadari sesadar-sadarnya bahwa manusia adalah yang paling tinggi deraJADNYA DISISI
Allah dan usahakan dapat memenuhi sesuai
dengan kedudukan manusia yang derajatnya / martabatnya di sisi Allah tersebut.
Buktikanlah jangan Cuma bacaanya saja tetapi hendaknya dapat dirasakan dan
dibuktikan ketinggian derajat tersebut.
Ingatlah
Isalam adalah agama yang paling tinggi dan diridhoi dari agama-agama yang
lainya
Demikian
sekedar kesimpulan yang dapay saya terangkan mudah-mudahan walaupun buku ini
tidak merupakan mata pelajaran , hendaknya dapat diterima baik oleh hati dan
pikiran setiap pembaca yang semoga dapat dijadikan ingat-ingatan guna membawa
kemanfaatan kelak dan dapat dijadikan tolak ukur dalam langkah dan perbuatan
setiap para pembacanya, juga dapat dijadikan ukuran Iman Islam seseorang yang
mau berpikir guna kesempurnaan dunia dan akherat. Amien.yaa robbal’alamin…
H. ME. HASAN ROHILI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar