Minggu, 16 Oktober 2011


 KEWAJIBAN KITA SELAKU UMAT YANG BERIMAN

Marilah kita sama-sama melanjutkan dan berusaha untuk mencari tahu tentang kewjiban-kewajiban kita selaku umat yang beriman dan sadar akan keadilan Allah yang telah mengeluarkan langit dan bumi disediakan untuk hamba-hambanya yang sholeh, memperkuat suafat Allah yang Qidam sebagaimana dijelaskan oleh salah satu ayat (firman) Allah Al-Jumu’ah : 10 yang berbunyi :
“Faidza Quliyati Sholatu Fantasyruu Filardhi Wabtaghuu Min Fadhillah Wadzkuruullaha Katsiroon La’alakum Tuflihuun”
Artinya:
Apabilah telah ditunaikan sebahyang, maka bertebarlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyak supaya kamu beruntung.
Artinya apa-apa yang telah dijelaskan oleh para ahli kitab tersebut tentunya akan jadi suatu bahan pemikiran bagi orang-orang yang beriman dan tahu akan kewajiban-kewajibanya dan tidaklah berpeluk dengkul saja, sebab agama islam telah mengajarkan umatnya untuk berjuang dan bekerja untuk kesejahteraan hidup rumah tangganya sebagaimana yang diterangkan oleh ayat tersebut diatas, jadi bukanlah tugasnya hanya berdo’a saja, justru agama islam mengajarkan agar pemeluknya rajin-rajin menggali kekayaan yang tersimapan di bumi maupun dilangit yang disediakan untuk hamba-hambanya yang sholeh, dan juga islam tidak mengajarkan untuk bertadah tangan pada orang lain. Dan ingatlah Allah telah cukup sediakan segala keperluan hidup manusia terutama di tanah air sendiri yang subur dan makmur dan segalanya ada, hendaklah disadarilah bahwa semua memerlukan ilmu dan ketrampilan tangan-tangan anda  dan juga ini semua memerlukan pengolahan manusia tidak dating begitu saja. Seandainya memang Allah sediakan itu semua, tetapi merupakan bahan-bahan semata dan diketahui oleh anda bahwa kita manusia ini telah ditentukan oleh petunjuk Al’Qur’an setiap anda/kita adalah pemimpin. Seorang pemimpin tentu wajib memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan suatu kepemimpinannya yang akan dipertanggungjawabkan kelak, cobahlah anda mengartikan benar-benar apa yang dikatakan ahli syari’at itu, tentu saja tidak akan mengatakan lain, sudah barang tentu tertuju artinya ialah ahli-ahli kerja atau ahli-ahli berbuat.
Bertitik tolak dari keberadaannya manusia dimuka bumi ini, kita dapat berpikir yang sempurna, karena segala sesuatunya manusialah yang dijadikan buah pembicaraan antara Allah dan Malaikat sejak zaman Nabi Adam as. Hingga saat ini dan adapun yang dilangit serta di umi semuanya disediakan untuk kepentingkan manusia sampai kepada permasalahanya, baik hal-hal yang enak maupun hal-hal yang tidak enak, diantara kedua itu manusia pula yang akan merusaknya, sebagaimana yang diterangkan oleh salah satu ayat/firman Allah dibawah ini :
“Wasyari’u Illa Maqfirotin Min Robbikum Wajanatin Ardhuha Samaawati Walardhie Uldatlil Mutaqin“
Artinya:
Segeralah / cepat-cepatlah kamu menujuampunan Allah dan masuklah syurga yang luas seperti langit dan bumi yang Allah sediakan untuk orang-orang yang memelihara dirinya dari perbuatan yang tercelah atau kejahatan.
Nah kini berpikirlah dengan tenang dan baik serta perhatikanlah benar-benar arti serta maknanya dari firman Allah tersebut di atas yang diterjemahkan para ahli-ahli kitab, dan penjelasan ini sekaligus membuka mata hati atau pikiran kita tidaklah tanggung-tanggung Allah menyediakan syurga yang begitu luas, boleh dikatakan luasnya langit dan bumi. Dari dasar firman Allah-lah yang mengatakan ini berpikirlah anda terutama pemuda-pemuda Indonesia yang beragama Islam.
Hendaklah penerangan ini dipahami sendiri dengan baik, Allah menjanjikan bagi orang-orang yang dapat memelihara dirinya, hal ini akan terjawab oleh setiap orang mukmin yang terbuka mata hatinya dan mengetahui atas segala kebenarnya. Bagi anda yang sudah mengerti jagalah baik-baik dan perhatikanlah bumi ini dihamparkan bukanlah untuk manusia juga? Dan manusia pula yang berkewajiban untuk mengatur serta mengelolanya sebab hanya manusialah yang dipercayakan segala sesuatunya karena dia adalah khalifah.
Saudara-saudara jama’ah majelis mudzakaroh warga kekeluargaan muslimin dan muslimat serta pembaca yang budiman, karena manusia yang merasakan enak dan tidak enak maka manusia itu sendirilah yang wajib berbuat untuk kepentingan sesamanya, agar ia mengerti status dan fungsinya di alam semesta ini, yaitu hamba Allah yang sholeh sebagai kholifah/ pemimpin juga sebagai sutradara yang memegang peranan, baik dan buruknya itu terletak pada pemegang peranan itu sendiri.    
Perlu anda pahami ajaran Islam mewajibkan berpikir yang baik dan sempurna dalam mengemban hidup di alam semesta ini, dan salah satu firman Allah mengetahui bahwa semua perwujudan yang ada di bumi ini adalah perwujudan Allah.
Sangat wajib sekali setiap agama islam dan taat serta patuh dengan segalah larangannya agar tidak sia-sia apa-apa yang kita lakukan atau kerjakan dan sekurang-kurangnya anda harus mengerti dan mengetahui secara baik apa-apa yang diterangkan baik ayat maupun hadits Rasulullah sebagai yang dijelaskan berikut ini :
“Wajibin Ma’rifatullahi’alalinsan Qoblal Ibadah”
Artinya:
Diwajibkan bagi setiap orang yang beragama Isalam mengenal kepada Allah, sebelum ia mengerjakan sholat / sembahyang.
Demikian arti atau makna dari hadist Rasulullah tersebut yang dijelaskan atau dirawikan oleh ahli-ahli tafsir terkemuka. Apabila demikian sudah tentu mengandung pengertian sendiri, yang bahwasanya hal tersebut sangatlah penting sekali, sebabnya Allah itu adalah sebagai satu-satunya wadah dan sumber dari segala kejadian yang sangat perlu ketahui sebelum kita mengerjakan kebaikan-kebaikan / ibadah yang berlandaskan Islam juga harus disertai pikiran dan akal yang sehat, mengingat ibadah itu salah satu ajaran agama yang akan menolong kita kelak. Apabila tidak kita ketahui terlebih dahulu tempat ataupun yang menjadi wadahnya, tentu aja akan sia-sia pula ibadah kita.
Rasanya perlu kita mengerti dan tahu dan siapa yang kita sembah itu, sebab pada umumnya semua umat islam lain yang didunia apabilah telah menyebut asma Allah sudah tentu akan percaya, adapun sejauh mana kepercayaanya kita hanya mengatakan iya saja, tetapi jelas kita tidak tahu.
Saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat dan para pembaca sekalian hendaknya jangan cepat-cepat anda mengambil kesimpulan bahwa baik atau buruknya, perhatikanlah dan telitilah baik-baik seandainya anda telah mengerti bertanya pada diri sendiri, tanyakanlah lebih dahulu apabila anda belum bias memahami hubungilah saudara-saudara kita yang telah mengenal dan tahu akan dirinya sebab perlu diketahui sendiri, ajaran agama islam baik untuk dirasakan sendiri dan apabila buruk diterima sendiri orang lain tidak dapat membantunya, karena menyangkut dosa dan pahala maka dari itulah telitilah, usahakan sendiri oleh anda, carilah sendiri cepat kita mengenalnya kepada yang kita sembah itu.
Apabila kita mau memahami dan mau meneliti dengan tenang serta baik apa yang diberi petunjuk oleh Al-Qur’an, pasti mempunyai faedah yang cukup membawa kita kearah ketekunan dan ketawakalan, seperti diterangkan suatu firman Allah dalam Surah Al-Israa ayat 72 :
“Waman Kana Fihaadzihii A’maa Fahua Filakhiroti A’maa Wa Adhollu Sabiylaa
Artinya:
Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya diakherat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan yang benar.
Demikian penerangan yang berdasarkan firman Allah dengan ayat suci Al-Qur’an tadi yang diterjemahkan oleh ahli kitab jaman dahulu, arti yang dimaksud oleh ayat tersebut diatas, betul-betul menggugah hati nurani setiap penganut Islam, sebab dalam pengertiannya itu sudah barang tentu yang berkaitan dengan urusan Allah dan akherat yang sudah dengan sendirinya apabila kita tidak mencari tahu sedini mungkin tentang apa dan siapa yang disebut Allah, dan pula alam akheratpun harus kita ketahui sedini mungkin (sejak sekarang) selama masih hidup kita, agar sholat dan ibadah kita tidak akan sia-sia, sebab hal ini tidak cukup hanya sekedar yakin saja, apabila kita tidak pernah merasakan atau membuktikan sendiri dan kepada kita tentu sesame yang beragama islam pasti akan percaya atas firman Allah tersebut di atas, oleh karena itu marilah sama-sama menuntut atas kebenarannya ayat tersebut agar jangan sia-sia kepercayaan kita itu dan agar dapat memebrikan pada kita keyakinan yang seyakin-yakinya hingga tidak ada lagi keraguan.
Saudara-saudara para jama’ah muslimin dan muslimat warga kekeluargaan yang budiman, cobalah anda bertanya pada diri pribadi, apakah benar semua penganut agama islam diwajibkan mengenal kepada Allah? Dari dunia sampai akherat? Sebab tanpa mengenal terlebih dahulu kepada yang mempunyai dunia ini tak mungkin kita dapat memenuhi ayat tersebut di atas. Justru itu cobalah anda bertanya pada parah penceramah islam yang selalu mendengungkan kata-kata hablum minallah, barang kali beliau dapat memberikan bagaimanapun caranya untuk dapat berhubungan dengan Allah SWT, itu sebab walau bagaimanapun harus dapat kita realisir ayat tersebut kalau tidak terbentur atau sia-sia dan berarti tidak bertemu dengan jalan akherat (gelap). Tiap-tiap gelap tentu adalah sesat bukan? Na’udzubillahi min zalik. Ingatlah anda dengan kata para ustadz (guru agama) beramal tanpa ilmunya amalnya sia-sia, tentu saja sebaliknya sembahyang tanpa mengenal yang disembah juga akan sia-sia. Saudara-saudara majelis mudzakaroh warga kekeluargaan (MMWK) muslimin muslimat serta para pembaca yang dimuliakan Allah, marilah kita sama-sama memperhatikan petunjuk Al-Qur’an yang diterangkan berdasarkan mi’raj nabi besar Muhammad SAW, sebagimana berbunyi:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
“Aalhamdulillahi ladzi asro biabdihi laillan minal masjidil harom ilal masjidil aqsho barogna linuruyahu min ayatina. Washolatu wassalamu’alan man arojabihie rukhul qudus bi amrihi robihie ilaa samawati wa’aala’alahie wasbbihi, alaadzina wa ashadu anna Muhammad Rasulullah”
Artinya:
Sekalian puja dan puji milik Allah yang menjalankan hambanya pada malam hari kebaitul maqdish untuk melaksanakan serta memperlihatkan kepadanya sebagai dari pada kekuasaan dan kebesaranya (Allah). Mudah-mudahan bercucuranlah rahmat dan sejahtera atas Nabi Muhammad SAW, yang dibawah naik oleh Jibril atas perintah Allah kelangitnya. Keluarganya serta para sahabatnya yang membenarkan dia tentang apa-apa yang dikabarkan kepada mereka dari hal isro’ dan mi’rojnya serta wahyu yang telah diterimanya; saya bersaksi tidak ada tuhan yang wajib disembah kecuali Allah dan aku bersaksi serta mengetahui bahwasanya Muhammad itu utusan Allah.
Demikian penjelasan dari ayat ini makna firman Allah melalui mi’rojnya Nabi Besar Muhammad SAW, yang diterjemahkan oleh ahli kitab atau para pujangga Islam dahulu.
Disini kita dapat menilai dan mengukur bahwasanya apa-apa yang diternagkannya tidak ada yang perlu disangsikan dan dibantah atas kebenarannya, telah cukup jelas dan gambling, cobalah anda renungkan sejenak; yang pertama manusia statusnya serta fungsinya yang mempunyai kedudukan derajat yang paling tinggi, itu telah dinyatakan oleh Allah melalui Al-Qur’an sampai pada Muhammad dijadikan alat peraga untuk diperlihatkan, hanya perwujudan manusialah yang diberikan hak untuk membuktikannya atas kekuasaan dan kebesarannya, agar manusia selanjutnya mengerti dan tahu bahwa Allah-lah yang berwenang didunia maupun di akherat. Yang jelas kini secara langsung Allah telah membuktikannya yang dapat diakui umat Isalam diseluruh dunia ini dan setelaj kita berpikir serta menemui cara-cara yang baik dengan segala pengertiannya sesungguhnya tiada yang mustahil dipermukaan bumi ini apabila telah seizing Allah. Cobalah anda menoleh kebelakang keseratus tahun yang lewat, anda melihat Indonesia sebahagian besar hutan belukar, dan kini dapat membuktikan sendiri betapa hebatnya serta keindahanya, adakah hal tersebut terjadi dengan sendirinya? Justru karena itulah Al-Qur’an tidak hanya dibaca dan dihafal saja, dalam arti cobalah dihayati dan diamalkan serta dicarikan arti dan pengertiannya yang dapat membawa manfa’at. Dan dinikmati dan dirasakan sesame hamba Allah yang masih hidup dimuka bumi, kita semua pembaca-pembaca Al-Qur’an telah mengatakan bahwasanya manusia diciptakan Allah bukan hanya orang Indonesia saja, yaitu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku yang berarti dinia ini bukan untuk kita sendiri.
Maka oleh sebab itu saya ingin mengajak anda berfikir dan mengingat perjuangan Rasulullah hendaknnya jangan untuk yang enaknya saja dikerjakan tetapi yang merugikan diri pribadi tidak dilaksanakan. Ingatlah bumi ini telah diserahkan mandatnya dari Allah kepada insanya yang sholeh untuk dijaga dan dikelola, adapun hasilnya untuk kesejahteraan sesame hidup, Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatunya.
Ajaran agama islam setelah sama-sama kita perhatikan baik-baik memang benar-benar realistis, jelas dan paten, hidup disepanjang masa, serta benar-benar rasional yang dapat mengikuti perkembangn zaman, juga  memberikan kepada setiap penganutnnya, akan lebih mengerti lagi bahwa kedudukan manuisa/insane disatu pihak dan Allah dilain pihak walaupun manusia sesungguhnya berada dalam satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan, namun agar kita tidak keliru mentrapkan keimanan kita, yang bias-bisa membuat kesesatan kelak, usahakanlah oleh anda ayat-ayat suci Al-Qur’an yang dapat membenarkan keimanan anda itu dan Allah telah berfirman, yang menyatakan sebagai berikut. Surat Al-Baqarah ayat 115:
“Walillahil Masyriqu Wal Maghribu Fa’aynamaa Tuwallu Fatsamma Wajhullahi, Innallaha Waasi’un Aliem”
Artinya:
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menhadap disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.
Nah dengan demikian tentu anda dapat memahami arti dan makna dari ayat tersebut diatas, penerangan itu untuk kita sekalian, yang diterjemahkan oleh para ahli kitab ataupun pujangga Islam zaman dahulu tidak lain dan maksud dan tujuan mana agar kita mengerti dan tahu bahwa menusia itu bersetatus subyek dan Allah sebagai obyek, oleh karena itu tidak perlu lagi diragukan kebenarnya, sebab bagi orang yang mau berfikir terus berusaha mencari seperti ayat tersebut diatas, bahwasanya baik yang ada di langit dan di bumi dalam kekuasaan Allah, sudah dengan sendirinya apabila kita lihat hakekatnya tauhidnya timur dan baratpun asalnya tidak ada, kalau tokoh ada hanya dzatullah yang berarti tidak boleh diumpamakan apapun. Maka dari itu bertitik tolak pada pengertian dan cara-cara berpikir kekeluargaan, bahwa sesungguhnya manusia juga yang asalnya tidak ada, makanya dengan anugrah Allah yaitu pikir dan rasa, maka kita menyerahkan diri secara mutlak kepada yang Maha Hidup barulah kita menyadari, bahwasanya kedudukan manusia dijadikan peraga dari cita-cita Allah atau memperlihatkan kebesarannya melalui Nabi Besar Muhammad SAW, dapat kita pahami bahwa melalui petunjuk ayat-ayat Al-Qur’an yang menyatakan; sesungguhnya dimna saja kamu berada hai manusia disitu Aku ada, kata Allah. Juga ayat lain menyatakan pula “kemana wajah kamu berpaling / menghadap disitu adalah wajah Aku”. Mengertilah sekarang bahwa manusia benar-benar sebagi alat dan sebagi peraga dan sebagai pemimpin dimuka bumi  ini dan sudah sewajarnyalah apabila kita dengan penuh pengertian dimuka bumi ini dan sudah sewajarnyalah apabila kita dengan penuh penegrtian dan kesadaran tinggi, menyatakan :
1.   Hanya kepada Allah satu-satunya yang wajib kita sembah dan agungkan;
2.   Hanya kepada Allah satu-satunya tempat kita berlindung dan meminta;
3.   Hanya kepada Allah satu-satunya tempat kita menyerahkan diri dan bermohon;
4.   Hanya kepada Allah satu-satunya tempat kita kembali.

Demikian pengertian saya dari pola piker yang saya sesuaikan dengan perkembangan zaman, yang dapat dicukil dari ayat-ayat suci Al-Qur’anul karim dan hadits yang disyahkan dan berlaku, dan kini timbul pertanyaan saya kepada pembaca, terutama penerus perjuangan bangsa, muslimin dan muslimat, bagaimanakah alam pikiran anda? Dan cobalah buka lam pemikiran anda sedikit lebih jauh ke depan, janganlah beriman tanpa pengertian, kini perteballah kepercayaan dan keyakinan atas diri sendiri, modal pertama bagi iman dan bertawakalah yang sebenar-benarnya takwa semata-mata hanya kepada Allah karena kita tahu dan sadr bahwa manusia (kita) adalah juga ditempatkan oleh Allah derajat yang paling tinggi  disisinya, bentuk serta perwujudan kita yang paling indah dan sempurna.
Dalam usaha kita mempertegs kedudukan manusia di muka bumi ini, hendaknya marilah sama-sama kita laksanakan dengan baik dan benar yang diterangkan Rasulullah maupun yang difirmankan Allah seperti tertuang pada ayat 6 Surat Ankabut yang berbunyi:
“Waman Jaahada Fainnama Yujaahidu Linafsihi, Innallaha laghaniyun’anil’alamin”
Artinya :
Dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
Demikian dari arti dan makna yang diterjenahkan oleh para ahli kitab, penjelasa ini ditujukan untuk sekian yang beriman kepada Allah SWT dan bagi kita yang mengaku sebagai hamba-hamba Allah Yang sholeh, sudah tentu dengan rasa kesabaran yang tinggi, memang benar bahwa sesungguhnya :
1.   Manusia ciptaan Allah
2.   Manusia adalah milik Allah, karena
3.   Manusia adalah yang dilengkapidengan daya hidup Allah
4.   Manusiapun yang disetujui oleh segenap malaikat
5.   Manusia yang diutus sebagai khalifaf/pemimpin dimuka bumi ini, yang juga diberi tugas untuk merealisir keinginan Allah.
Saudara-saudara para jema’ah MMWK kaum muslimin dan muslimat yang dicintai Allah, telah diterangkan oleh firman Allah diatas siapa saja yang berusaha dengan sungguh-sungguh baik kepintingan diri sendiri maupun kepentingan orang banyak, lebih-lebih untuk mencari tahu yang hak tidak ada yang dipersulit, karena allah amat kaya dari segalanya, justru agama islam menganjurkan diadakan komunikasi terus menerus kepada Allah SWT, yang insya Allah pada suatu saat aka nada petunjuk-petunjuk Allah yang member tugas kepada anda, yang saudara akan kwjiban-kwajiban yang lebih-lebih untuk banyak berbuat kebaikan kepada sesame insane di muka bumi ini, dan keatahuilah oleh anda bahwa langit dan bumi adalah secara keseluruhan disebut dunia namanya.
Dan perlu diingat oleh anda sendir bahwa keridloaan Allah yang akan diraih oleh kita itu bukanlah cukup sholat saja atau tidak berbuat kejahatan terhadap orang lain, itu hanya baru bersifat kwajiban dalam rukun agama, justru ada perintah Allah untuk berbuat kebajikan yang dapat dinikmati dan bermanfaat untuk orang banyak, selain dari itu manusiapun dibebankan tanggung jawab untuk menyampaikan amanatnya Allah yang benar sebab Allah telah sediakan kebutuhan hidup hamba-hamabnya.
Banyak yang masih terpendam dimuka bumi yang tidak mungkin dapat di pergunakan tanpa pengelolaan dengan memiliki ilmuny, maka oleh karena setiap umat yang beragama Islam dituntut untuk mencari/menggali ilmu dimana saja agar apa-apa yang Allah sediakan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat manusia apabila demikian berarti tidak sia-sia kerunia Allah itu.
Saudara-saudara jama’ah MMWK para pembaca muslimin dan muslimat yang dimuliakan oleh Allah, setelah kita sama-sama teliti dengan memperhtikan ayat demi ayat dapat embuka lebar-lebar oleh setiap para pembaca karena petunjuk  Al-Qur’an adalah petunjuk paten baik isi dan makna yang terkandung didalamnya sehingga dengan mudah dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang mungkin bisa diterima oleh pikiran yang sehat dan sempurna. Dan kita telah mengerti dan tahu hal-hal yang bersifat  perintah Allah dan hal-hal yang bersifat larangannya.
Seruan dan larangan itu adalah ditujukan untuk manusia yang masih hidup, dengan segala perumpamaanya bahwa kita manusia tahu dan mengerti sudah kedudukan manusia itu yaitu : Langit dan bumi serta yang terdapat didalamnya adalah ciptaan Allah. Manusia dan makhluk lainya juga ciptaan Allah. Hanya manusia satu-satunya yang diutus menjadi kholifah/pemimpin dimuka bumi ini oleh Allah SWT., manusialah yang oleh Allah diciptakan bentuk dan perwujudanya yang paling indah dan sempurnah dengan ketinggian drajad disisinya dan manusialah yang ditempatkan oleh Allah untuk memelihara dan mengelola bumi dan ala mini karena manusia yang dapat memisahkan yang benar san yang salah.
Maka kerena itu mari kita sama-sama perhatikan dan Tanya pada masing-masing diri sendiri, makhluk yang dapat berdialog  dengan Allah? Juga yang dijadikan alat untuk memperlihatkan kekuasaan dan kebenarannya? Dan makhluk apakah yang dibebankan tanggung jawab oleh Allah itu? Juga makhluk apakah yang dijanjikan oleh Allah melalui Al-Qur’an untuk menerima pembalasan diahari kemudian. Karena hanya satu-satunya manusialah yang dapat secara langsung membesarkan Asma Allah serta mengucapkannya dan manusialah yang tahu bahwasanya ia adalah yang berasal dari Allah pula.
Nah sementara ini kita sudahi penyampaian ini, itulah pengertian dan pola berpikir Majelis Mudzakaroh Warga Kekeluargaan (MMWK) didalam penyampaian yang berkenan dengan amanat Allah. Dengan tidak bertitik pangkal dari cara berpikir dan menjiplak dari hasil pendapat orang lain, dan janganlah hanya pandai menimbang-nimbang dan membandingkan penertian orang lain. Dengan suatu harapan mudah-mudahan saja setelah anda mengerti dan dapat memahami betul status dan funsi anda sendiri selaku hamba Allah.
Manusia tentu akan merasa yakin dan kuat keimanan serta ketagwaanya terhadap Allah pencipta alam. Karena ia tahu betul apa dan siapa yang wajib disembah dan diagungkannya sudah dengan sendirinya selalu ia mensyukuri semua nikmat dan rakhmat yang dikaruniakan Allah dan akan menerima segala apa yang dilimpahkan Allah, enak dan tidak enaknya ia sadari sesadar-sadarnya bahwa manusia  adalah yang paling tinggi deraJADNYA DISISI Allah  dan usahakan dapat memenuhi sesuai dengan kedudukan manusia yang derajatnya / martabatnya di sisi Allah tersebut. Buktikanlah jangan Cuma bacaanya saja tetapi hendaknya dapat dirasakan dan dibuktikan ketinggian derajat tersebut.
Ingatlah Isalam adalah agama yang paling tinggi dan diridhoi dari agama-agama yang lainya
Demikian sekedar kesimpulan yang dapay saya terangkan mudah-mudahan walaupun buku ini tidak merupakan mata pelajaran , hendaknya dapat diterima baik oleh hati dan pikiran setiap pembaca yang semoga dapat dijadikan ingat-ingatan guna membawa kemanfaatan kelak dan dapat dijadikan tolak ukur dalam langkah dan perbuatan setiap para pembacanya, juga dapat dijadikan ukuran Iman Islam seseorang yang mau berpikir guna kesempurnaan dunia dan akherat. Amien.yaa robbal’alamin…

H. ME. HASAN ROHILI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar