Jumat, 21 Oktober 2011

"innalillahi wa inna ilaihi raji'un".

Adalah Sebuah keadaan diri yang mampu menyadari bahwa dirinya adalah milik Allah, dan setiap saat dia akan berlari menghadap dan merendah kepada Allah tatkala dia menghadapi masalah atau cobaan, maupun saat dia mendapatkan nikmat dan kebahagiaan. Dan ini adalah sebuah kegiatan yang tiada henti, baik itu saat berdiri, ketika duduk, maupun saat berbaring. Sehingga Allahpun menuntun, menujuki kita tentang kebaikan. Tidak ada cara lain yang lebih jitu lagi dari cara ini.
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (Al An'am 125)
Untuk itu belajarlah, latihlah sampai mahir (menjadi sebuah gerak naluri) tentang bagaimana agar tubuh kita, pikiran kita, hati (rasa dada) kita sinkron mengarah kepada arah pikir dan arah kesadaran yang sama pada saat yang bersamaan, yaitu kepada Allah. Jadi saat kita menyebut nama Allah, maka saat itu pikiran dan kesadaran kita benar-benar berada di Allah. Saat kita merunduk ruku dan sujud kepada Allah, maka tubuh kita, pikiran kita, dan hati kita benar-benar tunduk dan merendah dihadapan Dzat Allah. Karena memang tubuh, otak, dan hati itu adalah alat atau instrumen kita yang harus kita kelola dan kendalikan dengan baik. Kita adalah kusir dari semua alat kita itu. Dan untuk itulah kita diutus kemuka bumi ini oleh Allah, yaitu untuk memakai tubuh kita, otak kita, dan dada kita bagi kebaikan makhluk dan alam semesta ini.
Dan setiap saat kita tinggal merahmati semuanya: 
       Saat otak kita galau, kita omongkan kepada Allah: "Ya Allah otak saya ini galau ya Allah, Rahmati otak saya, tenangkan otak saya, cerahkan sel-sel otak saya ini ...". 
       Saat dada kita sempit, kita bicarakan dengan Allah: "Ya Allah dada saya ini kok sempit ya Allah, dan itu berarti Engkau tengah menyesatkan saya. Mohon cabut kesempitan dada saya ini, mohon rahmati, luaskan, lembutkan dan haluskan dada saya ini ...". 
       Saat tangan dan kaki kita diseret oleh daya kefujuran untuk berbuat maksiat, kita laporkan mereka ke Allah: "Ya Allah tangan dan kaki saya telah menarik-narik saya ke kekotoran ya Allah, mohon Engkau bersihkan, ampuni, dan rahmati tangan dan kaki saya ini ...", 
       Begitu juga dengan mata, telinga, lidah, perut, dan kelamin kita yang sangat sering menarik-narik kita mengikuti daya fitrah yang mengalir didalamnya yang cenderung tidak terkendali ke arah perilaku dan perbuatan fujur (tidak baik), kita serahkan pula ke Allah agar dituntun oleh Allah dengan rahmat-Nya: "Ya Allah ini instrumen dan alat-alat kerja saya untuk menjalankan fungsi kekhalifahan saya dimuka bumi ini selalu saja menarik-narik saya menuju perbuatan yang tidak terkendali, mengarahkan saya kekejahatan. Selamanya akan selalu begitu, kecuali kalau Engkau aliri mereka dengan rahmat-Mu. Rahmatilah, kasihilah, sayangilah, ampunilah mataku, telingaku, lidahku, perutku, dan kelaminku, karena dengan rahmat, kasih dan sayang-Mu lah kesemuanya itu bisa tunduk kepadaku, dan membawaku sejalan dengan kehendak-Mu ...".

Pangeran Mbeling

Tidak ada komentar:

Posting Komentar